5 Pribahasa Jerman yang Aneh dan yang Tidak Kamu Tahu Artinya

2 Juni 2018 18:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hamburg, Jerman (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Hamburg, Jerman (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Layaknya bahasa Indonesia, bahasa Jerman juga memiliki peribahasa atau ungkapan tidak langsung untuk maksud tertentu. Namu tidak seperti peribahasa Indonesia yang terkadang gampang ditebak apa artinya, pribahasa Jerman agak sulit dimengerti jika kita tidak mengetahui budaya dan konteks lokal di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Peribahasa Indonesia seperti “mendirikan benang basah” atau “sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui” sangat mudah dimengerti artinya. Tapi dapatkah kamu mengartikan lima pribahasa Jerman berikut:
1. Du gehst mir auf den Keks (Kamu masuk ke dalam kueku)
Kalau kamu pernah merasa gelisah karena seseorang melakukan hal yang membuatmu kesal, maka ini adalah peribahasa yang tepat. Misalnya ketika seseorang memutar lagu yang tidak kamu suka, kamu bisa berkata kepada mereka: “Hentikan musik itu, kamu masuk ke dalam kueku”.
2. Ins Fettnäpfchen treten (Melangkah ke dalam mangkuk berisi lemak)
Pernah merasa langsung menyesal ketika berbuat sesuatu atau mengatakan sesuatu kepada orang lain? Misalnya, kamu niatnya bercanda tapi ternyata ada yang tersinggung dengan candaan kamu? Nah, pribahasa ini tepat untuk mewakili apa yang kamu rasakan: “saya melangkah ke dalam mangkuk berisi lemak” atau bisa juga diartikan seperti “memasukkan kaki ke dalam mulut”.
ADVERTISEMENT
3. Warum spielst du die beleidigte Leberwurst? (Mengapa kamu seperti sosis hati yang tersinggung?)
Mungkin ini adalah peribahasa Jerman teraneh yang pernah kamu dengar jika bahasa tersebut bukanlah bahasa ibumu. Kamu bisa menggunakan pertanyaan di atas kepada seseorang yang bertingkah berlebihan dan tidak seperti biasanya. Misalnya ketika seorang anak menjerit-jerit karena tidak dibelikan permen, atau ketika temanmu marah karena harus bekerja di akhir pekan padahal ia sudah punya rencana lain.
Dalam kondisi tersebut kamu bisa menanyakan kepada mereka: “Mengapa kamu seperti sosis hati yang tersinggung?” Pertanyaan ini sering membuat orang yang marah tersebut menjadi tertawa karena mereka dipanggil sosis hati yang sedang tersinggung.
Ilustari Bendera Jerman (Foto: REUTERS/Hannibal Hanschke)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustari Bendera Jerman (Foto: REUTERS/Hannibal Hanschke)
4. Da steppt der Bär (Di sana beruang melangkah)
ADVERTISEMENT
Jika kamu pernah pergi ke sebuah pesta atau konser yang sangat kamu sukai, maka peribahasa ini sangatlah tepat untuk mengungkapkan kegembiraan kamu. Namun hati-hati, dengan intonasi yang sarkastik, pribahasa ini juga bisa berarti sebaliknya. Jika seseorang mengatakan “di sana beruang melangkah” secara sinis, artinya mereka tidak suka dengan acara tersebut.
5. Alles hat ein Ende, nur die Wurst hat zwei (Semua memiliki satu akhir, hanya sosis yang memiliki dua akhir)
Jika dimaknai, peribahasa di atas memiliki arti bahwa semua hal yang baik harus berakhir (dalam bahasa Inggris “comes to an end”), karena hanya sosis saja-lah yang memiliki dua akhir atau dua ujung. Pribahasa ini biasanya digunakan untuk memberhentikan sebuah acara atau kencan ketika sedang puncak-puncaknya, agar yang diingat adalah akhir yang baik.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurutmu? Apa pribahasa-pribahasa di atas sudah cukup aneh? Atau kamu tahu ada yang lebih aneh lagi?