530 Polisi Berpangkat AKP Berkompetisi Secara Sehat untuk Bisa Sekolah

2 Februari 2018 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala SDM Polri Irjen Arief Sulistyanto (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala SDM Polri Irjen Arief Sulistyanto (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polri membuka peluang bagi anggotanya agar bisa sekolah dan meningkatkan karir. Mereka diberi kesempatan untuk bisa bersekolah. Tetapi tentu mesti lewat serangkaian tes.
ADVERTISEMENT
Seperti hari ini, Jumat (2/2) digelar tes psikologi untuk seleksi pendidikan SESPIMMA (sekolah pimpinan pertama). Ada 530 orang perwira pertama dan menengah Polri dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) yang melaksanakan tes psikologi dalam rangka seleksi calon siswa Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma) Polri.
"Tes dilaksanakan secara serempak pada 33 Polda dan Satuan kerja Mabes Polri yang dilaksanakan oleh Subpanpus," kata As SDM Kapolri, Irjen Arief Sulistyanto dalam keterangannya.
Sespimma merupakan pendidikan pengembangan Polri guna meningkatkan kemampuan perwira pertama Polri sebagai asisten manajer tingkat menengah dan sebagai pimpinan staf yang profesional.
"Kuota didik Sespimma pada tahun 2018 ini sebanyak 200 orang. Kompetisi cukup ketat, untuk mendapatkan calon peserta didik yang berkualitas panitia seleksi bertekad melaksanakan tes secara bersih, transparan, akuntabel, humanis serta clear and clean," tegas Arief.
ADVERTISEMENT
Aspek yang dinilai dalam tes psikologi meliputi kecerdasan, kepribadian dan sikap kerja. Adapun tujuan tes untuk menilai potensi psikologis peserta.
Test psikologi Sekolah Inspektur Polri 2018 (Foto: dok SDM Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Test psikologi Sekolah Inspektur Polri 2018 (Foto: dok SDM Polri)
"Dari aspek kecerdasan potensi yang diungkap meliputi kemampuan berfikir verbal, logis, analitis dan abstrak. Aspek kepribadian meliputi sikap prososial, pengambilan keputusan, memotivasi, membangun hubungan, loyalitas, konsistensi dan keterbukaan. Sedangkan aspek sikap kerja meliputi kecepatan kerja, ketelitian kerja dan ketahanan kerja," ungkap dia.
Arief menjelaskan, sebelum pelaksanaan tes seluruh panitia dan peserta melaksanakan penandatanganan pakta integritas dan diambil sumpah. Panitia tingkat pusat dan daerah mengucapkan sumpah atas nama Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, bahwa akan melaksanakan seleksi dengan penuh tanggung jawab, jujur, obyektif, cermat. Tidak akan mengubah, merekayasa, tidak akan KKN, dan tidak akan melakukan penyimpangan.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan para peserta mengucapkan sumpah bahwa mereka tidak akan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma seleksi dalam bentuk mencari, meminta atau menggunakan dukungan pihak lain (nitip, katablece, dll). Apabila melanggar sumpah bersedia didiskualifikasi dan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini sebagai wujud komitmen dan kesungguhan panitia dan peserta untuk melaksanakan seeksi ini dengan sebaik-baiknya," urai Arief.
Pelaksanaan tes dilakukan secara transparan seperti tes sebelumnya. Pembukaan materi dilaksanakan di depan peserta dan disaksikan oleh pengawas internal dari Divpropam Polri. Selesai tes langsung dilakukan koreksi dengan sistem komputerisasi sehingga peserta dapat menyaksikan proses koreksi dan dapat melihat hasilnya pada layar monitor.
Pengumuman kelulusan tes psikologi inspektur Polri (Foto: SDM Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Pengumuman kelulusan tes psikologi inspektur Polri (Foto: SDM Polri)
Arief membeberkan, seluruh kegiatan tes dikendalikan dari posko Biro Psikologi SSDM Polri yang diawaki oleh personel yang telah dipilih dan pengawas. Posko ini dibuka mulai jam 05.00 WIB, untuk melayani permintaan password materi tes dan kunci jawaban masing-masing panitia daerah dan Subpanpus serta permasalahan permasalahan lain yang tidak bisa diselesaikan tingkat Panda.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk tes psikologi untuk bersekolah menjadi inspektur polisi yang digelar kemarin, Kamis (1/2) secara serempak di seluruh Indonesia, dari 10.946 peserta tes SIP yang dinyatakan memenuhi syarat sebanyak 7.131 orang dengan perincian 6.808 pria dan 323 wanita.
"Sedangkan yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebanyak 3.815 orang dengan perincian 3.729 pria dan 86 wanita. Dengan demikian apabila kita lihat dari jumlah peserta maka tingkat ketidak lulusan peserta sebesar 34 %," beber Arief.
Mereka yang gagal dinilai Arief, belum memenuhi standar untuk menjadi perwira.
"SIP, sekolah inspektur Polri itu intake-nya dari Bintara minimal berpangkat Brigadir Kepala untuk naik golongan menjadi perwira. Kalau Sespimma intakenya dari perwira pertama minimal berpangkat AKP untuk naik golongan menjadi Pamen/ perwira menengah (kompol/ mayor). Nanti setelah Kompol sekolah lagi Sespimmen (untuk syarat ke pangkat Kombes/kolonel)," tutup dia.
ADVERTISEMENT