6 ABK WNI Selamat dari Penyanderaan di Benghazi, Libya

2 April 2018 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serah terima 6 ABK yang disandera di Libya (Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri RI)
zoom-in-whitePerbesar
Serah terima 6 ABK yang disandera di Libya (Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri RI)
ADVERTISEMENT
Enam orang anak buah kapal asal Indonesia berhasil diselamatkan dari penyanderaan kelompok bersenjata di Benghazi, Libya. Pada hari ini, mereka diserahterimakan kepada keluarga di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam acara serah terima keenam ABK, Senin (2/4), mengatakan mereka disandera kelompok bersenjata sejak 23 September 2017.
Pembebasan keduanya, kata Retno, terjadi pada 27 Maret 2018 berkat kerja sama Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Luar Negeri.
Serah terima 6 ABK yang disandera di Libya (Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri RI)
zoom-in-whitePerbesar
Serah terima 6 ABK yang disandera di Libya (Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri RI)
"Alhamdulillah dapat kita selamatkan kurang lebih enam bulan. Ini pembebasan yang cukup sulit dan butuh perhitungan yang matang," kata Menlu Retno kepada wartawan.
Retno mengatakan, pihak Kemlu akan membantu pengurusan masalah dengan perusahaan pemilik kapal mereka. Dia menambahkan, upaya pembebasan para ABK adalah bagian dari perlindungan warga negara Indonesia yang merupakan misi Kemlu RI.
"Ini merupakan tugas yang kami upayakan dengan baik, untuk melindungi WNI di luar negeri," kata Retno.
ADVERTISEMENT
Salah satu ABK, Roni William, mengucapkan terima kasihnya atas upaya pemerintah. "Kami ucapkan terima kasih kepada Presiden, Ibu Menlu, terima kasih," kata Roni.
Serah terima 6 ABK yang disandera di Libya (Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri RI)
zoom-in-whitePerbesar
Serah terima 6 ABK yang disandera di Libya (Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri RI)
Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Muslimah, istri dari salah satu ABK, Hariyanto.
"Saya sangat senang sekali, dan sangat terharu. Selama ini saya menunggu suami saya dan sekarang telah bebas. Saya berterima kasih sekali. Semoga Ibu (Menlu) mendapat kelancaran rezeki, itu yang bisa saya katakan," kata Muslimah sembari menangis haru.
Belum dijelaskan soal rincian drama penyanderaan tersebut. Namun sejak konflik berdarah yang membuat Muammar Khadafi terbunuh pada 2011, Libya hingga saat ini masih dihantui ancaman kelompok bersenjata..