6 Hektare Lahan di Surabaya Akan Jadi Pertanian Terpadu

21 Februari 2018 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lahan di Surabaya Barat untuk Pertanian Terpadu (Foto: Phaksy Sukowati)
zoom-in-whitePerbesar
Lahan di Surabaya Barat untuk Pertanian Terpadu (Foto: Phaksy Sukowati)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Surabaya akan memanfaatkan lahan seluas 6 hektare di Surabaya Barat untuk pertanian terpadu. Bila sudah berjalan, areal itu juga bisa menjadi objek wisata baru.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Joestamadji mengatakan, lahan itu ada di Desa Jeruk, Kecamatan Lakarsantri. Saat ini, proses pembangunan lahan pertanian terpadu sudah masuk proses lelang.
"Pertanian terpadu yang luasnya enam hektare itu, nantinya akan kami siapkan untuk area pertanian, peternakan, dan perikanan,” kata Joestamadji, di Balai Kota Surabaya, Rabu, (21/02/18).
Meski dinamakan pertanian terpadu, lahan ini tidak hanya digunakan untuk pertanian. Lahan ini juga bisa digunakan untuk peternakan dan perikanan dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan pertanian.
Lahan di Surabaya Barat untuk Pertanian Terpadu (Foto: Phaksy Sukowati)
zoom-in-whitePerbesar
Lahan di Surabaya Barat untuk Pertanian Terpadu (Foto: Phaksy Sukowati)
Joestamadji mengatakan, konsep pertanian terpadu diharapkan dapat menjadi solusi sulitnya lahan Surabaya. Selain itu, lokasi yang terpadu dapat menekan ongkos produksi.
Di sisi lain, Pemkot Surabaya juga akan mengajak peran serta masyarakat sekitar lahan. Sehingga ekonomi warga bisa terus meningkat.
ADVERTISEMENT
"Nanti kami akan menggandeng salah satu kelompok tani sekitar seperti Sri Sedono Jeruk, supaya bisa sinergi," imbuhnya.
Joestamadji menyebut, lahan ini juga bisa dijadikan objek wisata baru bagi warga. Pertanian terpadu ini bisa menawarkan pemandangan eksotis persawahan di pinggir kota.
"Akan ada ke arah itu atau sebagai tempat wisata dan pendidikan bagi masyarakat," ujarnya.
"Keseimbangan inilah yang akan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan keberlanjutan, serta produksi yang terjaga secara efektif dan efisien," ucap dia.