60 Warga Gaza Terbunuh, Turki Usir Dubes Israel

16 Mei 2018 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Palestina berlindung dari gas air mata. (Foto: AFP PHOTO / MOHAMMED ABED)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina berlindung dari gas air mata. (Foto: AFP PHOTO / MOHAMMED ABED)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Turki mengusir sementara Duta Besar Israel sebagai bentuk protes atas pembantaian puluhan warga di Gaza. Sejauh ini sedikitnya 60 warga Gaza tewas ditembaki tentara Israel dalam aksi protes yang berujung ricuh di perbatasan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, pada Selasa (15/5) Kementerian Luar Negeri Turki di Ankara telah memanggil Duta Besar Israel Eitan Naeh dan memerintahkannya "pulang ke negaranya untuk sementara waktu". Turki sendiri telah memanggil pulang duta besar mereka di Tel Aviv.
Naeh telah menjabat Dubes Israel sejak Desember 2016 setelah dicapai kesepakatan rekonsiliasi kedua negara. Turki dan Israel memang menjalin hubungan diplomatik namun hubungan keduanya tidak pernah benar-benar stabil, salah satunya karena penyerangan tentara Israel ke kapal pembawa bantuan Turki pada 2010.
Seorang demonstran mengembalikan gas air mata. (Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang demonstran mengembalikan gas air mata. (Foto: REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga terkenal kerap mengutuk kekerasan Israel. Pada responsnya soal aksi protes berdarah Gaza, Erdogan dalam kunjungannya ke Inggris mengatakan bahwa Israel adalah "negara teroris" dan telah melakukan "genosida".
ADVERTISEMENT
Sedikitnya 60 warga Palestina tewas ditembak tentara Israel sejak Minggu lalu. Salah satu korban tewas adalah seorang bayi yang menghirup gas air mata.
Erdogan menetapkan tiga hari masa berkabung atas tragedi tersebut. Pada Jumat mendatang, dia juga menyerukan aksi besar di Istanbul untuk memprotes kekejaman Israel.
Perdana Menteri Israel Binali Yildirim menyerukan negara-negara OKI untuk meninjau kembali hubungan mereka dengan Israel. Rencananya, OKI akan mengadakan rapat darurat pada Jumat mendatang.
"Negara-negara Israel harus bergerak bersama, dalam satu suara, menentang pembantaian ini," kata Yildirim.