66 Tahun Kalla Group, Cerita Suka Duka JK Kembangkan Bisnis Keluarga

10 November 2018 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Nipah Mall Makassar. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Nipah Mall Makassar. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sudah 66 tahun Kalla Group berkontribusi untuk pembangunan negara, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Sudah empat generasi Kalla yang membawa perusahaan ini berkembang dan memperluas ekspansi mereka hingga ke mancanegara.
ADVERTISEMENT
Bisnis Kalla Group dimulai oleh ayah Wapres RI Jusuf Kalla, Hadji Kalla, pada tahun 1952. Estafet kepemimpinan kemudian berlanjut ke JK pada tahun 1967 hingga 1999, lalu berpindah ke saudaranya, Fatimah Jusuf Kalla.
Hampir 20 tahun memimpin Kalla Group, tahun ini Fatimah menyerahkan posisinya sebagai Presiden Direktur kepada anak JK, Solihin Jusuf Kalla.
Dan pada momen 66 tahun Kalla Group, tiga generasi Kalla berkumpul di Nipah Mall yang berada di bawah manajemen PT Kalla Inti Karsa (anak perusahaan Kalla Group). Awalnya, JK bercerita tentang jatuh bangun saat melanjutkan usaha yang dirintis sang ayah.
"Jadi memang tidak mudah untuk suatu perusahaan bisa berlanjut dengan baik.Tahun 20-an di Makassar begitu banyak karena mulai dibuka untuk importir. Tapi yang penting dari usaha dan tujuannya," kata JK saat diskusi santai bersama media di Nipah Mall, Makassar, Sabtu (11/10).
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Nipah Mall Makassar. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Nipah Mall Makassar. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
JK mengungkapkan, ayahnya pernah berpesan untuk berbisnis yang dapat menyenangkan orang lain. Termasuk juga tak boleh membuat usaha yang justru merugikan orang lain. Pesan itulah yang kemudian dijadikan filosofi perusahaannya hingga dapat bertahan sampai sekarang.
"Selalu diajarkan Bapak saya, bahwa untuk berusaha itu terutama harus menyenangkan orang lain, baru menyenangkan kita. Jadi tak boleh hanya kita saja, tetapi mereka senang dan harus terbantu," ucap JK.
"Yang paling penting ialah bagaimana memuaskan layanan, itu selalu filosofinya dan sampai sekarang dijalankan. Di samping folosofi suatu usaha harus produktif. Contoh mal (Nipah Mall) ini. Kalau tidak menyenangkan masyarakat, tidak menyenangkan kita juga," lanjutnya.
Selain itu, JK menilai pendidikan juga berperan penting, meski terkadang yang dikerjakan mereka tidak sesuai dengan latar belakang sekolahnya. Generasi Kalla Group selanjutnya juga untuk mau belajar dan berkembang.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat mengunjungi Nipah Mall Makassar. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat mengunjungi Nipah Mall Makassar. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Bahkan, dia menceritakan banyak keluarganya yang membantu usaha keluarganya, meski ada yang berlatar belakang sekolah masak hingga apoteker.
ADVERTISEMENT
"Generasi satu belum habis sudah masuk generasi kedua. Mereka harus belajar, magang, bekerja betul. Dan kemudian sangat tergantung kepada kemauan, tidak bergantung ke sekolah sebenarnya," ujar dia.
Selama 4 generasi Kalla, perusahaan ini bergerak di sejumlah bidang, seperti energi, konstruksi, otomotif, transportasi dan logistik, hingga yayasan Hadji Kalla. Dan di era kepemimpinannya, Solihin akan lebih fokus pada sektor energi.
"Kita sekarang ingin bergeser ke sektor energi dan otomotif, yang sebelumnya menjadi backbone kita selama bertahun-tahun. Pendapatan kita dari energi sekitar 30 persen. Sementara di luar energi tren pendapatan kita di otomotif 60 persen," kata Solihin.