7 Kutipan Pembakar Semangat dari Para Pahlawan Indonesia

10 November 2018 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Pahlawan. (Foto: Dok. gahetna.nl)
Perjalanan sebuah bangsa tak lepas dari jasa-jasa pahlawannya. Jasa mereka abadi, dan perjuangannya harus diteruskan. Tak hanya dengan aksi, lewat kata-kata, mereka juga membakar semangat para pemuda agar terus berjuang demi Ibu Pertiwi.
ADVERTISEMENT
Memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November, kumparan merangkum beberapa kata-kata bijak dari pahlawan bangsa Indonesia untuk dikenang dan dijadikan semangat dalam berbangsa dan bernegara.
Berikut 7 pesan penyemangat dari para pahlawan:
1.Sutan Syahrir
Sutan Syahrir. (Foto: Wikipedia)
Lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, 5 Maret 1909, pria yang dikenal dengan seorang intelektual dan salah satu revolusioner kemerdekaan ini adalah orang pertama yang menjabat perdana menteri setelah Indonesia merdeka. Selama hidup ia memiliki banyak jasa bagi bangsa Indonesia dan pemikiran-pemikiran spektakulernya hingga ia meniggal di usia 57 tahun.
“Dan hanya semangat kebangsaan yang dipikul oleh perasaan keadilan dan kemanusiaan yang dapat mengantar kita maju dalam sejarah dunia”
2. Tjokroaminoto
Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di Indonesia, ia juga guru dari pemimpin-pemimpin besar di Indonesia salah satunya Tan Malaka dan Soekarno. Semasa hidupnya ia mendirikan organisasi Sarekat Islam dan terpilih menjadi ketua organisasi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Jika ingin menjadi pemimpin besar menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator”.
3. Soekarno
Presiden Soekarno (Foto: Wikimedia Commons)
Nama Soekarno sudah tak asing lagi ditelinga. Bapak proklamator kemerdekaan Indonesia ini adalah salah satu pemimpin yang memiliki ide dan gagasan politik yang luar biasa, salah satunya mengenai konsep dasar negara yakni Pancasila.
Soekarno juga terkenal dengan pidato-pidato yang lantang dan membius telinga pendengar hingga membuat pimpinan kepala negara lain sangat menghormati dan menunggu-nunggunya bicara.
“Jika engkau malu dan takut berbuat suatu kebaikan, maka tak akan kau temui kemajuan selangkah pun”
4. Moh Hatta
Bung Hatta dan istrinya, Rahmi. (Foto: Dok. Kemdikbud)
Lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 sosok Mohammad Athar atau yang akrab disebut Bung Hatta adalah salah satu orang yang memainkan peran penting dalam memploklamirkan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal18 Agustus ia resmi dipilih menjadi wakil presiden mendampingi Soekarno untuk menjalankan roda pemerintahan.
“Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki.”
5. Jenderal Sudirman
Jenderal Soedirman (Foto: Instagram/@ zannoism,@rimaolivia)
Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada 1942, Sudriman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori Jepang tahun 1944. Sebelum bergabung dengan PETA Sudirman aktif bekerja sebagai guru.
Di PETA, Sudirman menjabat sebagai komandan batalion di Banyumas. Selama menjabat, Soedirman bersama rekannya sesama prajurit melakukan pemberontakan kepada Jepang hingga kemudian diasingkan ke Bogor dan meninggal karena sakit.
“Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih. Akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapa pun lawan yang aku hadapi”
ADVERTISEMENT
6. Mohammad Natsir
Mohammad Natsir. (Foto: Wikipedia)
Mohammad Natsir adalah salah satu tokoh inteletual, ulama sekaligus negarawan yang pernah dimiliki Indonesia. Kiprahnya di dunia politik juga amat penting dan juga terpandang. Tahun 1945 ia dipercaya memimpin Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi).
“Untuk mencapai sesuatu diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah kelapa dan tidak menunggu saja seperti jatuh durian yang telah masak”
7. Kapiten Pattimura
Kematangan Pattimura dalam dunia militer dimulai dari ia menjabat sersan di Militer Inggris. Kedatangan Belanda tahun 1817 membuat ia dan rakyat Maluku geram.
Tak tinggal diam, ia pun dinobatkan sebagai panglima perang dan berhasil menyatukan kerjaan-kerjaan besar di Maluku pada saat itu untu mengusir belanda pada 16 Mei 1817. Pattimura berhasil merebut benteng Duurstede dan tentara Belanda pada saat itu semuanya tewas.
ADVERTISEMENT
Namun, akhirnya Pattimura berhasil ditangkap pasukan Belanda dan ia meninggal dengan cara digantung pada tanggal 16 Desember 1817 di Ambon
“Teruslah berjuang agar pala dan cengkeh tumbuh kembali, agar rakyat hidup bebas, jangan berhenti, rakyat pasti merdeka”.
Simak story menarik lainnya mengenai hari pahlawan dalam topik 10 November 1945