8.107 Personel Gabungan TNI-Polri Jamin Keamanan Pembukaan Asian Games

18 Agustus 2018 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian usai kegiatan sepeda santai di Monas, Jakarta, Kamis (8/8/2018). (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian usai kegiatan sepeda santai di Monas, Jakarta, Kamis (8/8/2018). (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Opening Ceremony Asian Games tinggal menunggu hitungan jam. Tak kurang dari 8.107 personel gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk menjamin keamanan selama pembukaan Asian Games. Para personel akan dibagi menjadi 4 ring pengamanan.
ADVERTISEMENT
“Kita bikin 4 ring. Ring 1 di dalam GBK, berlaku protap PAM Waskita. Di mana Panglima TNI dengan Paspampresnya berada di ring 1,” kata Kapolri, Jendral Tito Karnavian, saat menggelar Konferensi Pers di Media Center Asian Games, Senayan, pada Sabtu (18/8).
Tito menjelaskan, Ring 1 mendapat pengamanan ekstra ketat karena berada di dalam venue utama yang akan dihadiri beberapa tamu VIP hingga VVIP. Lalu Ring 2, akan diisi dengan personel Polri. Areanya mencakup antara bagian Gedung di GBK, hingga ke lintasan lari di luar stadion.
Ring 3, merupakan area di luar lintasan lari GBK, hingga di luar lingkungan GBK. Tito menambahkan, ada pengamanan khusus di area tersebut yang tak bisa ia sebutkan.
ADVERTISEMENT
Sementara ring 4, merupakan area pengamanan yang difokuskan untuk kelancaran lalu lintas saat Asian Games. Termasuk pengalihan arus dan penutupan jalan seperti yang telah diungkapkan Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa.
“Untuk pengamanan di semua venue, sandinya Among Raga. Kita berikan atensi tersendiri untuk pengamananya, total 8.107 Polri, TNI, Pemda dan unsur yang lain damkar, ambulans dan lain lain, kemudian khusus ini jadi puncak pembukaan Asian Games,” tambah Tito.
Selain itu, Polri juga telah mempersiapkan sukarelawan yang mampu berbahasa asing untuk menunjang keamanan, mengingat gelaran ini merupakan gelaran internasional.
“Kemudian di venue-venue ada yang kita lengkapi dengan volunteer yang bisa berbasa umum lainya seperti Korea, Jepang, dan Mandarin. Supaya kalau ada apa-apa mereka bisa paham dan komunikasi,” pungkas Tito.
ADVERTISEMENT