Abah Ipin yang Mengaku Bisa Memindahkan Hujan

17 April 2017 15:23 WIB
ADVERTISEMENT
Aksi pawang hujan di Stadion Gelora Bandung (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Masih segar di ingatan, sosok pria paruh baya yang berada di tengah-tengah kemeriahan salah satu laga perdana Liga 1 Go-Jek Traveloka antara Persib Bandung vs Arema FC Malang di Satdion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Penampilannya sangat nyentrik dengan pakaian hitam-hitam dan ikat kepala melingkar di kepalanya.
ADVERTISEMENT
Sosok itu adalah Abah Ipin yang belakangan diketahui merupakan seorang pawang hujan yang namanya telah tersohor di daerah Bandung dan sekitarnya.
kumparan (kumparan.com) berkesempatan mewawancarai Abah Ipin untuk mengetahui lebih jauh bagaiamana seorang Abah Ipin bisa menunda bahkan memindahkan hujan.
Abah ipin bercerita bahwa dirinya tidak melakukan ritual yang sangat khusus saat melakukan pekerjaannya itu. Namun, ada beberapa sarat yang harus ada ketika hendak melakukan aksinya. Adalah garam dan minyak jafaron yang menjadi sarat utama ritual yang Abah Ipin perlukan.
"Abah mah saratnya cuma garam dan minyak jafaron yang dari Mekah terus dijampe-jampe dengan doa minta pertolongan kepada Allah, minta ke Gusti Allah mohon dilancarkan acara pada hari ini," katanya saat dihubungi kumparan, Senin (17/4).
ADVERTISEMENT
Abah Ipin pun menjelaskan bahwa dirinya tidak serta merta memberhentikan hujan tersebut. Abah Ipin berujar bahwa ia hanya memindahkan hujan tersebut ke daerah lain. Bahkan menurut keterangan Abah Ipin, ia memindahkan hujan tersebut ke daerah yang memang sedang membutuhkan air seperti perkebunan atau lahan yang kering. Sehingga bisa bermanfaat untuk orang lain.
"Bukan diberhentikan tapi dialihkan ke tempat yang butuh air, ke perkebunan yang kekeringan atau daerah yang seperti itu," ujar Abah Ipin.
Aksi pawang hujan di Stadion Gelora Bandung (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Sedangkan pada saat laga antara Persib vs Arema Sabtu (15/4) kemarin, Abah Ipin memindahkan hujan tersebut ke tengah laut.
"Kemarin agak jauh, dipindahkan ke tengah laut. Jadi kita minta ke Gusti Allah untuk menjauhkan hujan agar tempat acara itu cerah. Karena kemarin di daerah sekitar Stadion GBLA memang selalu hujan sejak beberapa hari kemarin," bebernya.
ADVERTISEMENT
Abah Ipin bercerita bahwa dirinya telah menjalankan profesi sebagai pawang hujan sejak tahun 1978 saat ia tinggal di Surabaya, Jawa Timur. Barulah tahun 1984 ia pindah ke daerah Bandung dan mulai membuka praktik pawang hujan. Abah Ipin pun berujar bahwa dirinya tidak hanya bisa menjadi seorang pawang hujan, Abah Ipin ternyata bisa menyembuhkan orang-orang yang sedang sakit keras hingga mengobati orang yang terkena santet.
Namun, berbeda dengan caranya memindahkan hujan, Abah Ipin yang saat ini sudahh berusia 64 tahun hanya menggunakan doa dan tenaga dalam untuk mengobati orang-orang yang sakit tersebut.
"Kalau untuk mengobati orang sakit caranya berbeda. Abah pakai ayat-ayat dan berdoa kemudian ditarik dengan tenaga dalam. Alhamdulillah langsung sembuh," katanya.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, fenomena pawang hujan seperti yang dilakukan oleh Abah Ipin ini tidak serta merta dipercaya oleh semua masyarakat. Namun, suka tidak suka, jasa pawang hujan telah digunakan oleh banyak orang. Seperti yang dikatakan oleh Abah Ipin bahwa dirinya sudah sering diminta untuk menjadi pawang hujan di acara-acara besar, bahkan di luar daerah Bandung pun banyak yang mencari jasa Abah Ipin.
Selain itu Abah Ipin menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan apapun, semua yang terjadi tentunya melalui kehendak yang maha kuasa.
Ilustrasi Musim Hujan (Foto: Darwin Fatir/Antara )
Sedangkan menurut Kabag Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko. fenomena pawang hujan ini ini mesti ada data dan penelitian, baru bisa dikatakan benar atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Percaya enggak percaya. Tapi ya mereka (pawang hujan) memang ada," jelas Harry.
Harry menyampaikan dari sisi BMKG, tentu semua harus memakai data ilmiah. Jadi perlu ada penelitian khusus mengenai pawang hujan ini.
"Mesti ada penelitian khusus," tutup dia.
Percaya tidak percaya, suka tidak suka. Orang-orang seperti Abah Ipin hanya menjalankan profesinya sebagai pawang hujan yang berniat untuk membantu melancarkan jalannya suatu acara.