news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Acara Buka Bersama di Masjid Sleman yang Berujung Keracunan Massal

3 Juni 2018 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RS Bhayangkara Yogyakarta. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
RS Bhayangkara Yogyakarta. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Puluhan warga di Dusun Caren, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta harus dirawat di rumah sakit akibat keracunan makanan usai menyantap hidangan buka puasa di masjid dusun tersebut. Sampai sejauh ini, tercatat ada 73 korban, 32 di antaranya dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (3/6).
ADVERTISEMENT
Andi Endro Pratomo, Kasubdit Yanmet Dokpol RS Bhayangkara Polda DIY menjelaskan pihaknya belum dapat memastikan makanan apa yang membuat puluhan warga tersebut keracunan. Saat ini, makanan tersebut baru disampling oleh dinas kesehatan dan Tim Inafis Polda DIY.
"Apa jenisnya kita belum bisa memastikan itu harus berdasarkan uji lab apakah itu nasi, telur atau bakmi," jelasnya saat ditemui di rumah sakit, Minggu (3/6).
Sampai sejauh ini ada sekitar 32 orang yang dirawat di RS Bhayangkara. Jumlah tersebut masih bisa berubah-ubah. Selain itu, ada warga lain yang juga dirawat di rumah sakit lain seperti RSUP Harjolukito, RSI PDHI, dan Panti Rini.
"Kondisi mereka bermacam-macam, ada yang merasa mual, muntah, pusing ada juga yang diare. Tergantung kondisi fisik mereka dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Rata-rata mereka mengalami mual, muntah, pusing," bebernya.
Andi Endro Pratomo, Dokpol RS Bhayangkara. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Andi Endro Pratomo, Dokpol RS Bhayangkara. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Mereka sampai saat ini belum diperbolehkan pulang lantaran masih dalam tahapan observasi. Andi menambahkan, rata-rata korban merupakan anak-anak.
ADVERTISEMENT
"Kita belum tahu, belum didata jenis kelamin. Data yang masuk kemarin itu pas 21 orang, terdiri 5 laki-laki, 4 orang perempuan dan 12 anak-anak itu yang (data) semalam," ungkapnya.
Makan Nasi Telur Balado
Puluhan warga tersebut diketahui menyantap menu buka bersama pada Jumat (1/6) lalu, sementara gejala dirasakan rata-rata mulai Sabtu (2/6) kemarin. Erot Riyadi (38) salah seorang warga setempat menuturkan bahwa pada Jumat (1/6) lalu puluhan warga menyantap nasi kotak dengan lauk telur balado bulat di masjid.
Pada bulan puasa, memang salah satu kegiatannya adalah berbuka puasa bersama. Menu buka puasa sendiri disiapkan oleh warga secara bergilir. Setiap tiga kepala keluarga (KK) memasak untuk menu berbuka satu hari.
ADVERTISEMENT
"Satu hari tiga KK (masak), besok ganti lagi. Yang makan ada anak ada dewasa juga," ujarnya.
Erot mengaku saat itu tidak ikut berbuka bersama di masjid, tapi seorang anaknya yang bernama Muhammad Zaidan Riyadi (11) yang turut berbuka di masjid harus dirawat lantaran mengeluh sakit pada Sabtu (2/6) dini hari lalu.
"Anak terasanya (sakit) malam jam 2 dini hari. Muntah, dingin, mengigil," jelasnya.
"Pertama (muntah) makanan dulu karena makanan habis tinggal cairannya aja. Muntah sampai pagi," terangnya.
Ilustrasi mencuci telur (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mencuci telur (Foto: Thinkstock)
Ia pun sempat membawa anaknya ke dokter umum, baru pada malamnya ia membawa anaknya ke rumah sakit.
Gejala tidak jauh berbeda juga dirasakan kedua anak dari Dwi Prihatnasari (32) yaitu Muhammad Dafa Riski (7) dan Salasabila Novita (11).
ADVERTISEMENT
"Pertama kali yang ngerasain anak nomor dua ini, dia bilang: 'Ma, perutku sakit mau eek' tapi nggak bisa eek terus muntah-muntah. Ta kira masuk angin saya kasih obat, kerokin dan kasih paracetamol. Terus dapat kabar semua (warga) kena terus anter ke rumah sakit," ceritanya.
Sementara anak pertama Dwi yang berusia 11 tahun merasa sakit di bagian perut. Hal yang sama pun dirasakan Dwi, bahkan ia harus sering bolak baik ke kamar mandi.
Sakit Perut Pada Anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sakit Perut Pada Anak. (Foto: Thinkstock)
Pada saat berbuka bersama di masjid pada Jumat lalu, Dwi tidak menaruh kecerugiaan bahwa makanan yang disantapnya berbahaya. Hanya saja ia merasakan telur balado bulat yang ia makan sedikit alot.
"Nggak curiga saya tetap makan. Suami makan tapi nggak kena (sakit), cuma tangan sempat kebas. Kalau saya BAB terus," kata.
ADVERTISEMENT
Keterangan Saksi
Kapolsek Berbah, Kompol Agus Zaenudin menjelasakan keracunan masal di Dusun Caren menyebabkan 73 orang menderita sakit. Seluruhnya tersebar di beberapa rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, sementara 12 orang lainnya rawat jalan. Salah seorang juru masak pun ikut menjadi korban keracunan.
Terkait kasus ini pihaknya pun telah meminta keterangan dua orang saksi. Keduanya merupakan ibu-ibu.
"Baru 2 orang dimintai keterangan. Yang dimintai keterangan 2 orang sebatas saksi. Kan tukang masak 3, 1 ikut ke RS juga," ujar Agus.