Ada 105 Kantong Jenazah, Tim DVI Prioritaskan Paling Lengkap Datanya

4 November 2018 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kantong jenazah dari KN SAR Sadewa tiba di terminal JICT, Jakarta, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kantong jenazah dari KN SAR Sadewa tiba di terminal JICT, Jakarta, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hingga hari ketujuh proses evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air JT-610, tim DVI RS Polri telah berhasil mengidentifikasi 7 korban. Sementara jumlah kantong jenazah berisi potongan tubuh dan barang milik korban sudah ada 105 kantong di RS Polri.
ADVERTISEMENT
Kepala RS Polri Kombes Musyafak mengatakan, pihaknya masih melanjutkan proses identifikasi dari 105 kantong jenazah tersebut. Ia menargetkan sidang rekonsiliasi atau pencocokan data setiap harinya dapat memberikan tambahan korban yang berhasil terindentifikasi.
"Dari data yang dikirimkan ke kita untuk tambahan kemarin sampai malam bertambah 32 kantong, sehingga semuanya ada 105 kantong jenazah," kata Musyafak kepada wartawan di RS Polri Jakarta Timur, Minggu (4/11).
Wakarumkit RS Polri berikan pernyataan soal update proses identifikasi korban Lion Air. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakarumkit RS Polri berikan pernyataan soal update proses identifikasi korban Lion Air. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
"Untuk perkembangan identifkasi kita menunggu titik-titik pemeriksaan DNA. Doakan saja kalau hari ini sudah ada hasilnya kita rekonsiliasi, dan doa kita bersama semakin cepat dan terbaik," lanjutnya.
Sementara Kepala Operasi Tim DVI RS Polri Kombes Lisda Cancer menjelaskan, selama ini proses identifikasi korban tidak bergantung dari kantong jenazah yang datang duluan atau tidak. Sebab, pihaknya banyak menemui kantong jenazah yang tiba di awal tetapi tidak banyak informasi yang didapat dari bagian tubuh tersebut.
ADVERTISEMENT
"Misal kantong pertama (datang), di tubuh itu tidak beri informasi apa-apa. Tidak ada data gigi, sidik jari, medis. Tentunya kita tak bisa membawa bagian tubuh ini ke sidang rekonsiliasi datanya," jelas Lisda.
Sedangkan jika pihaknya menerima kantong jenazah baru dan bagian tubuh dapat memberikan informasi lebih banyak, maka tubuh itu akan didahulukam untuk diperiksa.
"Artinya, walaupun bagian tubuh kita dapatkan pertama belum tentu langsung diidentifikasi. Kalau datang terakhir informasi cukup akan didahului," ucap dia.
Sejumlah kantong jenazah dari KN SAR Sadewa tiba di terminal JICT, Jakarta, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kantong jenazah dari KN SAR Sadewa tiba di terminal JICT, Jakarta, Sabtu (3/11/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Lisda mengatakan, pihaknya akan semakin yakin didukung data primer dan sekunder yang memadai. Data primer adalah sidik jari, gigi dan DNA. Sementara data sekunder merupakan data medis dan properti yang digunakan oleh korban.
ADVERTISEMENT
"Pada saat kita lakukan identifikasi makin banyak data kami akan semakin confident. Kasus ini kebetulan untuk finger print tidak terlalu banyak, gigi juga belum didapatkan. Sehingga satu-satunya alat yang kami pakai akhirnya adalah DNA," tutup Lisda.
Daftar Nama Penumpang Lion Air JT 610  (Foto: Basith Sebastian)
zoom-in-whitePerbesar
Daftar Nama Penumpang Lion Air JT 610 (Foto: Basith Sebastian)