Ada 12 Kereta Tambahan dari Stasiun Gambir Selama Natal-Tahun Baru

Pantauan Stasiun Gambir (Foto: Abdul Latif/kumparan)

Stasiun Gambir menyiapkan posko khusus untuk mengantisipasi kepadatan selama musim libur Natal 2017 dan tahun baru 2018. Posko ini dibuka selama 17 hari yakni sejak hari ini, 22 Desember 2017 hingga 7 Januari 2018.

"Ada posko kesehatan, ada posko operasi, posko data, posko pelayanan, semuanya itu untuk mensukseskan persiapan Natal dan tahun baru ya," ujar Kepala Stasiun Gambir Edy Kuswoyo kepada kumparan (kumparan.com), di ruang humas Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jum’at (22/12).

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, pihaknya menyediakan kereta api tambahan sebanyak 12 kereta. Ke-12 kereta itu akan melayani rute perjalanan ke Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Kemudian kereta api regulernya di Stasiun Gambir itu ada 30. Jadi semua pemberangkatan dari Stasiun Gambir ada 42," ujarnya.

Pantauan Stasiun Gambir (Foto: Abdul Latif/kumparan)

Edy menilai, layanan di Stasiun Gambir belakangan ini sudah lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya hal ini terlihat dari semakin sedikitnya komplain terkait pelayanan kereta api.

"Alhamdulillah ya, sekarang ini tidak ada keluhan seperti dulu-dulu seperti sebelum waktu tahun 2009-2010. Sekarang semakin membaik dan semakin membaik. Keluhannya bukan di kereta api malah transportasi di luar mau ke sini macet, hanya seperti itu," ucapnya.

Dari segi keamanan, selain menyiagakan Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska), PT KAI juga bekerja sama dengan TNI dan Polri. Ada 900 Polsuska yang diterjunkan dan 250 personel TNI-Polri yang diperbantukan untuk menjaga keamanan selama musim libur Natal-tahun baru.

"Jadi (pengamanan ekstra dilakukan) untuk Stasiun Gambir, Senen, Stasiun Jatinegara, Bekasi, Manggarai, juga Tanjung Priok, ada yang di stasiun lintasan.

Situasi di Stasiun Gambir jelang Natal. (Foto: Abdul Latif/kumparan)

Tak hanya itu, PT KAI juga menyiagakan anjing pelacak di Stasiun Gambir, Senen dan Jatinegara. Kemudian ada juga tim penjinak bom sebanyak 10 personel.

Sementara untuk calo, dia memastikan sudah tidak ada lagi. Ketiadaan calo ini, menurut Edy, seiring dengan semakin meningkatnya sistem pembelian tiket. Dengan pembelian tiket dan kewajiban check-in yang harus menggunakan identitas asli, dengan sendirinya ruang gerak calo semakin terbatas.

"Sistem check-in online sesuai ID, sudah beli online, sudah beli di supermarket. Bertahaplah semuanya untuk mempermudah penumpang aja, untuk mempermudah pelayan lebih baik ke penumpang," tutur Edy.