Ada 79 Penggusuran di Era Anies pada Januari-September 2018

14 Oktober 2018 17:45 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi Bekas Penggusuran di Bukit Duri  (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi Bekas Penggusuran di Bukit Duri (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta membeberkan penggusuran yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Selama kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan, yaitu dari Januari sampai Sepember 2018, LBH Jakarta mencatat sudah ada 79 penggusuran yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Jika dibandingkan periode Januari-September 2017, jumlahnya tidak terlalu berbeda. 91 itu untuk titik penggusuran selama Januari-September 2017. Sedangkan 2018 ini Januari-September itu ada 79 totalnya,” kata Pengacara publik LBH Jakarta Charlie AlBajili di Gedung LBH Jakarta, Minggu, (14/10).
“Jadi walaupun menurun tetapi sebenarnya jumlahnya tidak terlalu signifikan,” tambahnya.
Berdasarkan data LBH, di Jakarta Utara ada 12 titik dengan rincian 3 hunian dan 9 unit usaha. Jakarta Timur ada 10 titik dengan rincian 3 hunian dan 7 unit usaha. Jakarta Pusat ada 22 titik dengan rincian 3 hunian dan 19 unit usaha.
Sementara di Jakarta Barat ada 12 titik dengan rincian 5 hunian dan 7 unit usaha, serta di Jakarta Selatan sejumlah 23 titik dengan rincian 12 hunian dan 11 unit usaha.
ADVERTISEMENT
“Kita bisa melihat Jaksel menjadi kota administrasi sejauh ini paling banyak melakukan penggusuran terhadap hunian, sedangkan unit usaha di Jakpus sebanyak 19 titik penggusuran,” ujar Charlie.
Charlie menjelaskan, tujuan penggusuran adalah penertiban, masalah IMB, jalur hijau, pelebaran jalan, dan pembangunan taman kota. LBH Jakarta menyesalkan kebanyakan penggusuran yang dilakukan oleh Anies tidak diberikan solusi sehingga membuat mata pencaharian korban penggusuran hilang.
Sample lokasi penggusuran kata Charlie berada di Karet Bivak, TPU Kapuk Kandang, dan Pasar Poncol.
“Kita bisa lihat di 2018 ada 61 kasus dari 79 yang dilakukan tanpa solusi kepada korban penggusuran warga terdampak dan juga terdapat kasus yang mengakibatkan hilangnya rumah dan juga mata pencaharian dari warga terdampak,” ungkap Charlie.
Diskusi di LBH Jakarta soal penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta, Minggu (14/10/2018). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi di LBH Jakarta soal penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta, Minggu (14/10/2018). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Lebih lanjut Charlie menjelaskan selama Anies memimpin di 2017, yaitu periode 16 September-31 Desember sudah ada 12 titik yang digusur. Jumlah tersebut memang lebih sedikit daripada gubernur sebelumnya yaitu Basuk Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
ADVERTISEMENT
“Kita bisa melihat ada 25 titik penggusuran di periode awal (Ahok). Adapun di masa Djarot yaitu cukup besar 73 titik penggusuran dan di masa Anies itu 12 titik penggusuran,” tutur Charlie.