Ada Bayi di Afghanistan Dinamai Donald Trump

15 Maret 2018 15:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lantas bagaimana dengan tren nama bayi di Indonesia?  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lantas bagaimana dengan tren nama bayi di Indonesia? (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Afghanistan tak melulu berkisah soal perang dan kekacauan. Sebab kali ini, ada kisah unik tentang orang tua di Afghanistan yang menamakan anaknya dengan nama Donald Trump. Nama Presiden Amerika Serikat yang penuh kontroversi.
ADVERTISEMENT
Sebagai negara berbahasa Arab, nama tersebut tentu sangat tak lazim Namun, kedua orang tua balita tersebut, Jamila dan Sayed Assadullah, percaya nama itu yang terbaik bagi anaknya.
Donald Trump sendiri merupakan anak ketiga dari pasangan tersebut, Ia lahir pada 3 September 2016 di Distrik Sharistan, Provinsi Daikundi. Kelahirannya bertepatan dengan persiapan debat panas Donand Trump pada pemilu AS.
Sang Ayah, Assadullah, rupanya merupakan penggemar berat Trump. Ia begitu kagum pada sosok Trump yang dinilainya penuh kesuksesan. Selama ini, ia telah membaca berbagai buku yang ditulis Trump, juga menyaksikan aksi Trump di televisi.
"Saya membaca buku Trump berjudul 'How to Get Rich'. Lalu saya membaca tentang latar belakangnya; soal bagaimana dia membangun Trump Tower, soal dia menjadi pemimpin partai. Saya tahu Trump merupakan seorang pekerja keras. Saya rasa, jika saya menamai anak saya Donald Trump, maka itu akan mempengaruhi kepribadian anak saya." jelas Assadulah seperti dikutip New York Times, Kamis (15/3).
Donald Trump (Foto: REUTERS/Win McNamee)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump (Foto: REUTERS/Win McNamee)
Selain faktor ketertarikannya pada Presiden Trump, Assadullah juga menyebut bahwa anaknya secara fisik mirip dengan Trump. Untuk itu, ia tak segan memberikan nama anaknya demikian,
ADVERTISEMENT
"Ketika anak saya lahir, rambutnya benar-benar pirang, dan itu cocok dengan rambut Trump," katanya.
Meski demikian, keputusan tersebut sempat ditentang oleh pihak keluarga. Keluarga besar Assadullah menilai nama tersebut merupakan nama orang kafir, tak cocok dengan agama Islam, juga budaya di Afghanistan.
"Ketika saya menamai anak saya Donald Trump, mereka tidak senang," kata Assadullah.
Sejak saat itu, ia mengaku keluarga besarnya mulai memusuhi dirinya.Gerah dengan semua itu, ia akhirnya memutuskan untuk membawa anak dan juga istrinya ke Kabul, Ibu kota Afghanistan.
"Ayah saya marah dengan keputusan ini. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak dapat menolerir nama anak saya Donald Trump. Jadi saya pergi dan memindahkan keluarga saya ke Kabul," tutupnya.
ADVERTISEMENT