Ada Peran Beberapa Ormas dalam Acara Pembagian Sembako di Monas
PerbesarADVERTISEMENT
Kupon pembagian sembako di Monas pada Sabtu (28/4) pekan lalu rupanya dibagikan melalui sebuah oragnisasi kemasyarakatan. Selain Forum Untukmu Indonesia (FUI) sebagai penyelenggara acara tersebut, beberapa ormas di lain pun ikut terlibat.
ADVERTISEMENT
Salah satu ormas yang mengelola dan membagikan kupon tersebut adalah Jaman (Jaringan Mandiri) yang berkantor di Graha Kemandirian, Cideng, Jakarta Pusat.
“Saya dapat kupon tersebut dari Jaman (Jaringan Kemandirian) di kantor Graha Kemandirian, Cideng,” ucap Puji Wati yang akrab disapa Pijo, yang juga anggota dari ormas tersebut, ketika ditemui kumparan (kumparan.com ) di Pademangan Barat, Jakarta Utara, pada Jumat (4/5).
Pijo mendapatkan 120 kupon. Ia diberikan oleh Eci dan Marlen. Pijo mengatakan mereka berdua berasal dari luar ormas Jaman.
Perbesar“Mereka memberi 120 tiket kepada saya, dan meminta didatangkan massa. Akhirnya saya minta 2 korlap (kordinator lapangan) saya, yang di RT 3 RW 11 dan RW 13,” terang Pijo.
ADVERTISEMENT
Panitia juga meminta Jaman menyediakan kendaraan untuk mengangkut massa dari wilayah masing-masing.
“Kupon tidak saya bagikan, masih saya pegang untuk saya bagikan di mobil. Karena sayang nanti kalau ada yang enggak berangkat,” ucap Pijo. Kupon itu, kemudian dibagi-bagikan Pijo di lingkungan dekat rumahnya di Kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Namun, ia tak menyadari bahwa kupon yang dibagi-bagikanya itu sampai ke orang tua bocah yang menjadi korban tewas akibat saat berdesak-desakan di Monas, Mahesa dan Rizki. Menurut Pijo, kupon yang dibagikannya hanya berada di sekitar lingkungnnya yakni di Gang Tiga, Pademangan Barat, Jakarta Utara.
“Maka saya harus cari tahu ini secara diam-diam. Siapa yang bagi tiket yang akhirnya muncul korban. Soalnya Korlap (kordinator lapangan) saya gak teriak kalau ada korban. Artinya bukan dari saya,” katanya.
ADVERTISEMENT
PerbesarSementara, dalam kesempatan yang terpisah, Ketua RT 04 Kelurahan Pademangan Barat, Sujiwanto sempat melarang warganya untuk pergi ke acara bagi-bagi sembako tersebut. Bahkann, ia sempat menemui beberapa warga di pagi hari sebelum berangkat ke Monas.
“Warga yang mau berangkat udah pada ketemu saya, tetap aja menyelonong aja,” jelasnya.
Namun, apa mau dikata, nasi telah menjadi bubur, Mahesa Junaidi dan Muhammad Rizki menjadi korban tewas dari pembagian sembako tersebut.
Kepergian Mahesa dan Rizki ini membuat berbagai pihak mencari perhatian untuk memberikan bantuan, tak terkecuali partai politik. Sehari setelah kepergian Muhammad Rizki, keluarga nya mendapatkan bantuan dari ormas yang bernama Relawan Merah Putih.
Perbesar“Ada yang datang ke rumah Rizki, sebagai relawan. Dia bilang relawan. Tapi dia ngasih uang Rp 5 juta. Tapi amplopnya ada sobekan,” ucap Sujiwanto.
ADVERTISEMENT
Keterangan Sujiwanto ini diperkuat dari kuasa hukum Komariyah, orang tua Mahesa. Salah satu tim kuasa hukumnya Muhammad Fayyadh mengatakan, relawan tersebut mengatasnamakan diri dari Relawan Merah Putih. Ia juga menyebut bahwa uang tersebut diberikan dalam rangka belasungkawa namun mereka juga minta Komariah tutup mulut.
“Memang uang tersebut diberikan oleh Relawan Merah Putih, sambil berpesan agar tidak menyampaikan kronologis kejadian kepada siapapun,” ujarnya saat ditemui di Gedung Bareskrim, pada Rabu (2/5).
Perbesar