Adik Prabowo Akan Bangun Rehabilitasi Satwa di Kaltim dan Sumut

30 Juli 2019 5:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, Ditjen KSDAE Wiratno, dan Wagub Sumatera Barat Nasrul Abit kunjungi Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya. Foto: Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo, Ditjen KSDAE Wiratno, dan Wagub Sumatera Barat Nasrul Abit kunjungi Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya. Foto: Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Dua ekor harimau Sumatera, Bonita (betina) dan Atan Bintang (jantan), dilepasliarkan di habitatnya di belantara Riau. Kedua satwa ini dilepasliarkan dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) yang dimiliki yayasan PT Arsari.
ADVERTISEMENT
Adik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, selaku penggagas dan pendiri PRHSD datang langsung ke lokasi untuk melepas Bonita dan Atan.
Hashim mengungkapkan begitu menggemari satwa. Dari kegemarannya itulah ia kemudian membuat PRHSD di bawah yayasan perusahaan yang dipimpinnya.
Wagub Sumatera Barat Nasrul Abit (kanan) bersama Penggagas dan pendiri PR-HSD Hashim Djojohadikusumo (kiri) meninjau seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Antan Bintang saat dalam kondisi pembiusan sebelum dilepasliarkan di PR-HSD Yayasan ARSARI, Dhamasraya, Sumatera Barat, Senin (29/7). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Setelah melepas Bonita dan Atan ke habitatnya lewat PRHSD, ke depannya Hashim berencana membangun lagi dua pusat rehabilitasi satwa.
“Selain PRHSD yang kita kunjungi, saat ini sedang dibuat sanctuary atau tempat suaka untuk tampung orangutan, beruang madu, rusa, burung, dan kura-kura di Kalimantan Timur. 30 menit dari Balikpapan,” kata Hashim di PRHSD, Sumatera Barat, Senin (29/7).
Hashim mengakui telah menerima izin pembangunan dari Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno. Rencananya, pusat rehabilitasi itu dapat menampung 70 orang utan jantan.
ADVERTISEMENT
“Atas izin itu, kami ucapkan terima kasih atas izinnya, pak dirjen. Insyaallah dalam 2 bulan, tempat itu bisa tampung 3 ekor orangutan jantan dengan berat 200 kilogram lebih, setelah masa transisi dan sosialisasi. Kalau memang eksperimen berhasil, kita bisa tampung 70 jantan dewasa yang besar-besar,” jelas Hashim.
Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya lepaskan 2 Ekor Harimau ke habitatnya. Foto: Ricky Febrian/kumparan
Sedangkan tempat kedua akan dibangun di sebuah pulau di Sumatera Utara. Usulan tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi.
“Kami dengar dari Bu Uli, di Sumatera Utara ada pulau yang bisa jadi tempat bagi suaka liar. Kami katakan setuju dan siap dengan usulan itu,” tuturnya.
Ia pun tak masalah jika harus berkeliling Indonesia demi melestarikan satwa-satwa, terutama yang terancam punah. “Mungkin saya kesana. Ini hobi saya bu, dan senang hati kami akan bantu karena memang begini,” tutup dia.
ADVERTISEMENT