Agar Debat Menarik, KPU Disarankan Perbanyak Gimmick

19 Januari 2019 16:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana acara diskusi polemik dramaturgi Debat Capres di D’Consulate. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara diskusi polemik dramaturgi Debat Capres di D’Consulate. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejumlah pihak menilai, debat perdana Pilpres 2019 hambar, kurang mengigit dan minim kejutan. Ada banyak hal yang melatabelakangi tiga hal tersebut, salah satunya soal kisi-kisi pertanyaan dari para panelis yangdiberikan lebih dulu kepada kandidat sebelum debat digelar .
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, menjelang gelaran debat berikutnya, sejumlah pengamat memberikan catatan kepada KPU agar debat bisa berjalan lebih menarik dan substantif.
“Pertama KPU perlu melibatkan millenial atau tidak perlu menghadirkan millenials tapi ada pertanyaan yang mewakili millenial,” kata Hendri Satrio, Analis Pengamat Komunikasi Politik, saat diskusi Polemik bertajuk Dramaturgi Debat Capres, di D’Consulate Lounge, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (19/1).
Hendri berpendapat, banyak millenials yang baru akan pertama menggunakan hak pilihnya pada pemilu kali ini. Jumlah demografi yang besar sebaiknya harus dimanfaatkan antar kedua kandidat.
Selain itu, Hendri menyinggung sikap KPU yang dinilai terlalu mengakomodir kemauan para kandidat serta tim suksesnya. Alhasil, keputusan seperti pemberian kisi-kisi membuat debat terasa hambar.
ADVERTISEMENT
Hendri juga menyebut tentang pentingnya gimmick dan gestur para kandidat saat acara debat. Karena, acara ini disiarkan oleh televisi dan setiap gimmick serta gestur akan jadi penilaian penting bagi pemilih.
“Ketiga, paslon lebih serius dalam debat dari segi entertaining. Karena ini show tv, maka harus diperhatikan, gestur gimick intonasi. Silahkan dikaji lagi,” ujar Hendri.
Pemberian kisi-kisi kepada kandidat ini menjadi anomali bagi penonton. Pasalnya, paslon akhirnya telah mengetahui soal yang akan ditanyakan kepada mereka. Meskipun, moderator mengatakan bahwa soal yang diberikan pada debat berada di dalam amplop yang masih tersegel.
Pemberian kisi-kisi kepada kandidat ini menjadi anomali bagi penonton. Pasalnya, caslon akhirnya telah tau soal yang akan mereka hadapi. Meskipun, moderator mengatakan bahwa soal yang diberikan pada debat berada di dalam amplop bersegel dan tertutup.
ADVERTISEMENT
“Ini amplopnya tersegel, itu paslon sudah punya. Semakin ironi ketika sudah dapat pertanyaanya, sudah dapat jawaban masih baca,” kata Titi Anggraini, Direktur Eksekutif dari Perludem.
Sebagai solusi, mantan Komisioner KPU periode 2009 dan 2014, Sri Nuryanti pun mengatakan, seharusnya KPU berpegang teguh dengan konsep awal. Jika telah diputuskan, maka hal tersebut yang harus dipegang erat oleh KPU.
“Jika tidak ada perubahan, ya tidak usah ada perubahan. Jika ada perubahan, ya sampaikan kenapa,” kata Sri.
Sri menilai, acara debat ini sedemikian penting menjelang pemilu. Pasalnya, selain untuk ajang merebut hati, acara ini juga perlu sebagai pendidikan politik untuk rakyat.