Agum Gumelar Buka Suara soal Video Kesaksian Pemecatan Prabowo

12 Maret 2019 17:49 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agum Gumelar (tengah) saat Deklarasi Putra-Putri Cijantung untuk Jokowi-Ma'ruf Amin di Restoran Rumpun Bambu, Jakarta Timur, Selasa (5/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Agum Gumelar (tengah) saat Deklarasi Putra-Putri Cijantung untuk Jokowi-Ma'ruf Amin di Restoran Rumpun Bambu, Jakarta Timur, Selasa (5/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Beredar sebuah video yang memperlihatkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar memberikan kesaksian terkait pemecatan Prabowo Subianto dari dinas kemiliteran.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, Agum mengatakan bahwa mantan Danjen Kopassus itu terbukti melakukan pelanggaran HAM berat sehingga saat itu Dewan Kehromatan Perwira (DKP) merekomendasikan ke Panglima TNI untuk memberhentikan Prabowo dari tugas militer.
“Jadi DKP dengan hasil temuan seperti ini merekomendasikan kepada Panglima TNI. Rekomendasinya apa? Dengan kesalahan terbukti, yang direkomendasikan supaya yang bersangkutan diberhentikan dari dinas militer. Agum Gumelar tanda tangan, Susilo Bambang Yudhoyono tanda tangan, semua tanda tangan,” kata Agum dalam video tersebut, dikutip Selasa (12/3).
Kesaksian yang memicu perbincangan adalah saat Agum mengakui mengetahui detail peristiwa penculikan dan pembunuhan itu, termasuk lokasi para aktivis 98 itu dibuang. Informasi itu didapat Agum dari Tim Mawar, pasukan TNI yang dianggap terlibat dalam operasi kala itu.
ADVERTISEMENT
"Ketika dari hati-hati dengan mereka (Tim Mawar), di sini saya tahu bagaimana mati orang-orang itu, di mana dibuang saya tahu betul," terang Agum.
Saat dikonfirmasi kumparan, Agum membenarkan video tersebut. Pernyataan itu ia keluarkan dalam sebuah acara di Bandung. Meski, ia enggan menjelaskan secara rinci kapan video itu diambil.
“Ya seperti itu, seperti yang saya cerita itu. Enggak usah ada keterangan lain. Acara dialog di Bandung,” ucap Agum saat dikonfirmasi kumparan, Selasa (12/3).
Tak hanya soal dosa masa lalu Prabowo, dalam video tersebut, Agum juga mengungkapkan keheranannya atas sikap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang kini mendukung Prabowo.
“Sekarang ini saya jadi heran. Ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah mendukung. Enggak punya prinsip itu orang," ucap Agum masih dalam video.
ADVERTISEMENT
Namun, saat ditanya lebih lanjut soal kesaksiannya, Agum enggan bicara.
"Sudahlah, itu ya disimak saja itu video saya ya," pungkas Agum.
Protes Timses Prabowo-Sandi
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di Pondok Pesantren Darussalam, Garut. Foto: kumparan
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi protes atas beredarnya video kesaksian Agum itu, lantaran dianggap jadi bahan kampanye untuk menjatuhkan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.
"Lagu lama diputar-putar terus gitu. Kalau memang itu masalahnya, Pak Prabowo juga dulu pernah jadi cawapresnya Bu Megawati. Jadi sebenarnya sudah enggak ada masalah lagi soal itu," ucap Hanafi Rais dari BPN. 
"Kalau mau menyuguhkan hidangan pada masyarakat, berilah hidangan yang segar, jangan yang basi. Kalau yang basi nanti malah muntah," kritik Waketum PAN itu.
Sementara, Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan mengkritisi soal keheranan Agum atas sikap SBY yang dulu memecat Prabowo, namun kini mendukung di Pilpres 2019.
AHY berdiri di antara SBY dan Prabowo Subianto yang bersalaman. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Bedakan antara peristiwa yang lalu ketika ada institusi yang kita sebut militer, dengan institusi yang hari ini kita sebut partai. Jadi dua hal yang sama sekali berbeda dan enggak ada hubungannya," ucap Hinca.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun fakta masa lalu itu, Hinca menegaskan Demokrat tetap mendukung Prabowo-Sandi memenangkan Pilpres 2019, melawan Jokowi-Ma'ruf.
"Kami jalan terus, baik Demokratnya maupun Pak Prabowo. Kan endak menganulir dan membuat pasangan calon nomor 02 berhenti langkah, malah cepet saja. Saya kira mari kita lihat ke depan jangan ke belakang," tegasnya.