Ahmad Dhani ke Risma: Deklarasi Jokowi dan Prabowo Dibuat Ganjil-Genap

28 Agustus 2018 17:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahmad Dhani  (Foto:  Giovanni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Dhani (Foto: Giovanni/kumparan)
ADVERTISEMENT
Aktivis gerakan #2019GantiPresiden, Ahmad Dhani mengadu ke DPR terkait aksi pengadangan yang dialaminya saat di Surabaya. Di hadapan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Dhani menceritakan kejadian tak mengenakkan yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, saat acara deklarasi, mobil komando #2019GantiPresiden disita oleh polisi karena ada ancaman untuk pembakaran dari massa tandingan.
"Menurut teman-teman di lapangan, itu sudah ada pengancaman untuk membakar mobil komando. Akhirnya mobil komando disita polisi sehingga tidak bisa masuk ke ruang deklarasi. Mobil komando gerakan kita tidak dapat akses ke acara deklarasi," ujar Dhani di Ruang Rapat Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/8).
Padahal, di saat yang bersamaan mobil dari massa tandingan bergerak bebas ke depan hotel tempatnya menginap. Selain itu, polisi juga memaksa Dhani untuk tidak keluar hotel demi alasan keamanan. Dhani menduga, serangkaian pengadangan yang terjadi di Surabaya sudah direncanakan secara terorganisir dengan berkongkalikong dengan pihak aparat keamanan.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak bisa keluar karena ditakutkan kalau keluar akan terjadi sesuatu sehingga saya dipaksa dalam hotel saja. Nah ini pasti sistematis. Pasti massanya ada yang organisir dan sudah kongkalikong dengan aparat sehingga mobil komando mereka bisa tidak diringkus oleh aparat. Tapi bisa seenaknya orasi di depan hotel saya dan sangat keras sekali dan itu mengganggu yang nginep di situ juga," jelasnya.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah menerima kunjungan Neno Warisman di Gedung DPR. (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah menerima kunjungan Neno Warisman di Gedung DPR. (Foto: Ricad Saka/kumparan)
Selang sore harinya, polisi mendatanginya dan menyuruh Dhani pulang kembali ke Jakarta karena massa tandingan semakin beringas. Akhirnya, polisi membawa Dhani ke bandara dan menyuruh Dhani pulang ke Jakarta. Saat itu, Dhani sempat berpikiran untuk melawan dan melaporkan tindakan persekusi yang dialaminya. Namun, polisi tetap berkukuh tidak mau menanggapi pembelaan Dhani.
ADVERTISEMENT
"Dan akhirnya sore-sore saya didatangi polisi meminta saya pulang dari Surabaya. Saya tanya kenapa saya harus pulang? Karena ada massa bergerak menuju ke hotel. Saya berkewajiban menjaga keselamatan Mas Ahmad Dhani. Jadi saya harus membawa Mas Ahmad Dhani ke bandara. 'Loh ini namanya persekusi dong, Pak?'. 'Saya enggak tahu namanya apa, Mas. Saya hanya berkewajiban menjaga keselamatan Mas Ahmad Dhani'. Akhirnya ya saya pulang," kata Dhani.
Ahmad Dhani dikepung di Surabaya (Foto: beritajatim.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Dhani dikepung di Surabaya (Foto: beritajatim.com)
Dhani menyarankan agar seluruh aspirasi masyarakat terakomodir, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bisa memberlakukan jadwal bergantian untuk deklarasi bagi massa pro Jokowi dan #2019GantiPresiden. Dengan begitu, aksi pengadangan tidak lagi terjadi.
"Jadi saya mengusulkan ke Ibu Risma di Surabaya, supaya membuat jadwal ganjil genap untuk deklarasi Jokowi dan yang mau ganti presiden. Misalnya Sabtu deklarasi ganti presiden, Minggu deklarasi tetap Jokowi. Seandainya di Sabtu ada massa dari mereka, tangkap polisi. Begitu pun sebaliknya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, acara deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya diadang oleh sejumlah massa tandingan. Polisi melalui Polda Jatim akhirnya turun tangan untuk mengamankan agar tidak terjadi bentrokan di antara massa dengan cara menyuruh Dhani dan massa #2019GantiPresiden pulang.