Ahok dan Jejak Premanisme di Kalijodo

15 Oktober 2017 11:09 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Free style BMX di Kalijodo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Yang punya kepentingan di Kalijodo ini banyak, punya power mereka," ucap pria bernama Guru bernada tinggi.
ADVERTISEMENT
Sambil menyeruput kopi di warung belakang Masjid Kalijodo, pria paruh baya itu bercerita tentang kehidupan Kalijodo sebelum ada penggusuran pada Februari 2016 silam. Hidup belasan tahun di Kalijodo, membuat Guru akrab dengan prostitusi, premanisme, perjudian dan model 'kehidupan hitam' lain Ibu Kota.
Sebut saja Daeng Aziz, 'pendekar' terakhir Kalijodo yang memilih berhadapan dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat akan dilakukan penggusuran. Sosok pria bernama Abdul Azis --sebagai salah satu pimpinan kelompok preman di Kalijodo-- sudah termasyhur bagi warga di kawasan Kalijodo. Terutama karena menguasai bisnis minuman keras dan sejumlah bisnis lain selama bertahun-tahun.
"Sampai yang punya Kalijodo (Daeng Azis) juga ditangkap,” ucap Guru.
Daeng Azis. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Walaupun tidak secara khusus mengenal Daeng Azis, Guru mencurigai sekelompok orang yang memiliki kepentingan khusus dan menghalangi sejumlah orang untuk masuk ke kawasan Kalijodo. Mereka khawatir akan kondisi kelam Kalijodo terdengar sampai masyarakat luas dan mempengaruhi keuntungan kelompok tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ada berburuk sangka terhadap orang-orang yang masuk (ke Kalijodo). Jangan-jangan mau mencari informasi dan memberikan laporan kejelek-jelekan lokasi Kalijodo. Orang-orang tahu Kalijodo sarang preman. Wartawan yang masuk juga enggak boleh banyak nanya. Dihalang-halangilah,” kata Guru masih menceritakan suasana sebelum penggusuran.
“Kalau dibilang mencekam ya mencekam. Karena (kelompok) yang punya kepentingan itu dapat keuntungan dengan adanya Kalijodo. Yang sehari-harinya bergantung di situ sumber-sumber penghasilannya,” lanjutnya.
Guru termasuk yang terdampak penggusuran. Dia mengaku pasrah dan tidak bisa melawan, karena tidak memiliki kekuatan untuk melawan ketika penggusuran akan dieksekusi ribuan polisi, Satpol PP termasuk ada TNI.
“Enggak lah, ngapain protes? Kita juga enggak punya apa-apa," lanjutnya yang mengaku bekerja di Kalijodo membantu temannya.
ADVERTISEMENT
Tapi sebagaimana diketahui, Daeng Azis tak bisa melawan dan akhirnya dijadikan tersangka kasus prostitusi oleh Polda Metro Jaya pada Februari 2016.
Suasana Sore Hari di RPTRA Kalijodo (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Saat ini Guru hanya bisa menganggur, sesekali mendatangi Taman Kalijodo yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya. Ia memutuskan untuk tidak ikut pindah ke Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, walaupun sudah ditawari oleh Pemprov DKI. Ia juga tidak mempermasalahkan penggusuran di Kalijodo karena dapat memberikan perubahan dan warna baru bagi Jakarta.
Pria yang tidak tinggal bersama keluarganya ini membandingkan kehidupan masyarakat Kalijodo dulu dan sekarang. Ia melihat banyak warga Kalijodo yang memiliki kehidupan yang lebih baik saat ini.
“Orang-orang yang direlokasi dari Kalijodo kan hidupnya dulu gelap, sekarang jadi ada yang lebih baik. Mereka dipekerjakan dengan baik kok. Orang-orang yang punya kepentingan itu yang barangkali sakit hati dengan digusurnya Kalijodo. Kalau saya pribadi, saya udah enggak peduli. Kalijodo orang tahunya sarang preman,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya tidak (dirugikan). Tapi mereka yang punya kepentingan dirugikan. Sebelum digusur kan kumuh. Orang tanpa Kalijodo juga tetap bisa hidup. Sekarang perubahannya pesat sekali, perkembangannya jadi lebih baik dan bisa dimanfaatkan banyak orang,” kata Guru.
Suasana Sore Hari di RPTRA Kalijodo (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Guru pun memiliki harapan bagi pemerintahan DKI selanjutnya untuk melaksanakan janji kampanye dan membuat kebaruan bagi penduduk Jakarta.
“Paling tidak kesejahteraan masyarakat ada yang diperbaharui supaya menarik warga. Kalau enggak ada yang baru bosan juga. Karena mau nggak perubahan pasti terjadi, siapapun yang akan memimpin. Pemerintah harus memberikan solusi-solusi terbaik,” tutupnya diakhir perbincangan.
Begitulah wajah Kalijodo berubah. Lapak-lapak prostitusi dan judi berubah jadi sarana bermain anak dan orang tua.
Seperti tampak pada Selasa (10/10), Taman Kalijodo sangat ramai pada sore hari ini. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua menghabiskan waktunya sambil menunggu matahari terbenam. Ada yang berolahraga, bermain dengan ayunan dan perosotan, bermain skateboard, atau sekedar berfoto-foto.
ADVERTISEMENT
“Woy oper bolanya ke sini. Sini gue gol-in,” teriak salah satu anak laki-laki berkaos merah di RPTRA Kalijodo.
Suasana RPTRA Kalijodo (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Tak jauh dari RPTRA, di sebelah kanan ada 2 orang lansia yang sedang berjalan di batu refleksi sambil mengobrol. Entah apa yang sedang dibicarakan, namun mereka terlihat menikmati berjalan di atas batu-batu kecil itu.
Lain lagi di Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terletak persis di samping RPTRA. Puluhan orang sedang berfoto dengan latar belakang tembok besar dengan grafiti berwarna-warni. Ada juga yang berfoto dengan seni instalasi terbaru yaitu ‘pecahan tembok Berlin’.
Seni Patung Menembus Batas di Kalijodo (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
“Datang karena tertarik dengan wisatanya. Baru pertama kali ke sini. Semua fasilitas suka. Tempatnya bagus juga dan terawat, cuma tamannya masih gersang,” kata Raymon yang berasal dari Cipondoh, Tangerang.
ADVERTISEMENT
Sejak diresmikan pada 22 Februari 2017, kini Taman Kalijodo menjadi primadona wisata hiburan bagi warga Jakarta dan sekitarnya.
“Ini RPTRA wisata. Banyak masyarakat yang berkunjung turun dari bis wisata terutama pada akhir pekan, camping di sini. Pengunjungnya bisa mencapai ribuan,” kata salah satu pengelola RPTRA Kalijodo, Dewi Mayasari.
Kalijodo hanya salah satu potret kebijakan yang berhasil dilakukan Ahok saat memimpin, sebelum akhirnya digantikan Djarot. Dengan dilantiknya Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Senin (16/11), warga berharap akan ada banyak juga perubahan terjadi di Jakarta.
Kenampakan Kalijodo Skatepark dari udara. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Saksikan live streaming pelantikan Anies-Sandi langsung dari Istana Merdeka, Senin (16/10) pukul 15.30 WIB di website kumparan. kumparan bekerjasama dengan NET. menyiarkan langsung momen-momen pelantikan pemimpin baru Jakarta.
ADVERTISEMENT