AHY: Apa Kabar Revolusi Mental?

9 Juni 2018 22:41 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orasi politik Kogasma, AHY. (Foto: Kumparan/ Adhim Mubaroq)
zoom-in-whitePerbesar
Orasi politik Kogasma, AHY. (Foto: Kumparan/ Adhim Mubaroq)
ADVERTISEMENT
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma), Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan orasi politik. Salah satu yang dia soroti adalah janji kampanye Presiden Joko Widodo yaitu "Revolusi Mental".
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintah tidak seimbang dengan pembangunan sumber daya manusia rakyat Indonesia. Sehingga konsep revolusi mental luput dari perhatian.
"Saudara-saudara sebenarnya pada awal pemerintahan Joko Widodo sebagian besar rakyat menaruh harapan kepada program pembangunan manusia Indonesia, ketika pemerintah saat ini telah berhasil membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan, dan proyek infrastruktur lainnya, lantas kita patut bertanya, apa kabar revolusi mental?" papar dia di JCC Senayan Jakarta, Sabtu (9/6).
AHY mengakui konsep revolusi mental merupakan salah satu hal yang sangat penting revolusi mental menjadi sebuah upaya mengembalikan karakter bangsa, sesuai bentuk aslinya yaitu karakter yang santun, berbudi pekerti luhur, dan bergotong royong.
"Revolusi mental adalah konsep pembangunan manusia Indonesia yang gencar dijanjikan disaat kampanye Pilpres 2014, dalam perjalanannya nampaknya kurang mendapatkan perhatian kita semua, kita larut dalam hiruk pikuk pembangunan infrastruktur," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain membahas itu, ia juga berpendapat bahwa pemerintah seharusnya memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang dikategorikan rakyat miskin. Buan hanya sekadar memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada TNI, Polri dan PNS.
"Kita mengapresiasi kebijakan pemerintah yang memberikan THR dan gaji ke- 13, kita berharap itu bisa meningkatkan daya beli dan konsumsi rumah tangga, meski demikian yang menjadi perhatian utama adalah daya beli saudara-saudara kita yang berada dibawah garis kemiskinan," katanya.
"Guncangan ekonomi sedikit saja, akan mendorong mereka ke jurang kemiskinan lebih dalam, janganlah lupakan mereka, mereka umunya tidak memiliki pekerjaan tetap, dan mereka tidak mendapatkan THR, dan mereka perlu perhatian dan mereka butuh bantuan langsung dari pemerintah," pungkasnya.