AHY Ingin Kompetisi Politik Sesuai Ajaran Gus Dur: Untuk Kemanusiaan

21 Desember 2018 23:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono di Haul Gus Dur ke-9. (Foto: Adhim/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono di Haul Gus Dur ke-9. (Foto: Adhim/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ingin kompetisi politik di Indonesia dapat berjalan sesuai prinsip yang diajarkan Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Yakni, prinsip kemanusiaan dalam berpolitik.
ADVERTISEMENT
"Gus Dur mengatakan, yang lebih penting dari politik adalah kemanusian. Politik adalah tujuan untuk meraih sesuatu kekuasaan. Kekuasaan harus digunkan untuk kebaikan dan semuanya adalah untuk kemanusiaan," kata AHY usai menghadiri Haul Gus Dur ke-9 di daerah Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (21/12) malam.
Oleh karena itu, AHY memastikan Partai Demokrat berkomitmen untuk menjalankan politik yang beradab dan bernilai pada kemusiaan. AHY pun mengajak masyarakat, khususnya politisi untuk menggunakan cara-cara yang benar dan sesuai aturan.
"Demokrat ingin sekali menjalankan politik yang beradab dan penuh nilai-nilai kemanusiaan tadi. Apalagi kita bangsa yang besar ini, tidak boleh kita tercerai-berai, terpecah-belah hanya karena perbedaan, dan identitas, serta pandangan politik," tegasnya.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Foto: Paula Bronstein)
zoom-in-whitePerbesar
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) (Foto: Paula Bronstein)
AHY menganggap, politik saat ini sangat keras dan solusinya adalah kesabaran. Menurut Agus, kompetisi yang tidak baik dengan menebar permusuhan akan mengancam perpecahan.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai kemudian permusuhan bersifat permanen. Padahal kompetisinya juga tidak permanan. Padahal yang paling penting di atas segalanya adalah persatuan dan keutuhan negara kita," katanya.
Selain itu, Agus mengenang Gus Dur sebagai sosok yang mengajarkan pluralisme di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Menurutnya, ajaran Gus Dur ini harus diturunkan ke generasi selanjutnya.
"Saya sendiri tidak akan pernah lupa ketika saya lulus menjadi seorang perwira dari Akademi Militer, dilantik di Istana itu oleh Presdien Gus Dur dan waktu itu tentunya bisa menyapa dan berterima kasih tentunya, itu tahun 2000," ucapnya.