news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

“Air Andrich Jauh Lebih Bersih dari Sumber Air Jakarta”

4 Juni 2018 10:34 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno di IPLT Jakarta Barat (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di IPLT Jakarta Barat (Foto: Moh Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bisa jadi terbuai optimisme yang memuncak saat memberi sambutan di Peresmian PAL-Andrich Tech System, Mei lalu, sampai-sampai ia salah memberikan informasi.
ADVERTISEMENT
Air tinja yang diolah oleh PD PAL Jaya biasanya memakan waktu 7 hari dan menjadi air buangan, (sekarang) dalam waktu setengah jam bisa menjadi air yang bisa diutilitas, malah sebetulnya layak minum,” kata Sandi, Rabu (23/5).
Padahal sebetulnya, air olahan limbah PD PAL-Andrich Tech System itu baru sebatas menjadi air bersih, bukan air minum. Tak heran, beberapa hari setelahnya, Direktur PD PAL Jaya Subekti memberikan klarifikasi. Sandi juga belakangan menganulir pernyataannya.
“Air tersebut adalah air yang bisa dipakai untuk utilitas, bukan dipakai untuk diminum,” kata Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (1/6).
Pada dasarnya, Andrich Tech System adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah limbah menjadi komponen-komponen bermanfaat, salah satunya air bersih. Menurut pembuatnya, Andri Oba, Andrich Tech System punya keunggulan komparatif yang mutlak dibandingkan teknologi sejenis yang sudah ada sekarang.
ADVERTISEMENT
“Saya rasa (ini) sudah suatu lompatan. Teknologi lama hanya bisa mengolah limbah untuk dibuang ke lingkungan. Itu pun nilai bakunya kadang-kadang tidak terpenuhi. Tapi kalau di sini, bukan hanya bisa dibuang ke lingkungan, tapi sudah memenuhi baku air bersih,” ujar Andri.
Optimisme pria lulusan Akademi Kimia Analisis Bogor 1989 ini tak hanya sampai di situ. Meski terkendala ketersediaan alat, ia yakin sebenarnya alatnya siap mengolah limbah tak hanya jadi air bersih, namun juga air minum.
“Saya rasa air ini jauh lebih bersih,” ujar Andri yang kelahiran di Tanjung Sungayang, Tanah Datar, Sumatera Barat, Juli 1966.
Andri Oba, perancang alat pengolah limbah tinja. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Andri Oba, perancang alat pengolah limbah tinja. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Kamis (31/5), wartawan kumparan, Ardhana Pragota dan Agritama Prasetyanto menemui Andri Oba di kantornya di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, guna mengulik langsung dari si empunya, bagaimana cara kerja Andrich Tech System, proses penciptaannya, hingga optimisme sang pencipta bahwa alat temuannya itu akan jadi penyelamat hidup masyarakat Jakarta.
ADVERTISEMENT
Bagaimana awal mula kelahiran Andrich Tech System?
Dasar kami mengembangkan alat ini yaitu karena teknologi yang dipakai sebelumnya untuk mengolah limbah, menurut kami belum bisa memberikan solusi yang diharapkan.
[Dengan mesin sebelumnya] kalau kami mengejar kualitas, harus tambal lagi, integrasi beberapa teknologi. Ujung-ujungnya biaya operasional akan lebih tinggi. Kalau biaya operasional tinggi tentu kita tidak mampu. Artinya, tidak bisa menghasilkan air yang bisa dibuang ke lingkungan.
Makanya alat ini kami kembangkan, bagaimana problem-problem susah memisahkan limbah, padatan-padatan atau kotoran itu, kami coba pisahkan di sini, tapi dengan waktu yang lebih pendek.
Apa bedanya teknologi temuan Anda dengan yang sudah ada sebelumnya?
Teknologi yang kami gunakan ini berbeda dengan teknologi sebelumnya. Yang sekarang ada di PD PAL ini, ada yang proses biological, ada proses mechanical. Tapi di kami, proses Andrich Tech System ini berbasis arus lemah dan getaran. Jadi berbeda.
ADVERTISEMENT
Keuntungan teknologi ini, kalau secara biological proses itu sangat lama, bisa 7-15 hari. Lokasi yang dibutuhkan juga besar sekali. Sedangkan di kami hanya 30-40 menit sudah menghasilkan air bersih.
Satu lagi, teknologi yang lama itu hanya bisa mengolah limbah untuk dibuang ke lingkungan. Itu pun nilai bakunya kadang-kadang tidak terpenuhi. Tapi kalau di sini, bukan hanya bisa dibuang ke lingkungan, tapi sudah memenuhi baku air bersih. Jadi udah bisa di-reuse, digunakan.
Jadi ini menurut kami sudah ada suatu lompatan. Bukan hanya (limbah) bisa dibuang ke lingkungan, tapi sudah bisa dimanfaatkan kembali untuk air bersih.
Yang dimaksud air bersih oleh Andri adalah air yang bisa digunakan untuk utilitas rumah tangga, misalnya untuk mencuci kendaraan, mencuci baju, dan keperluan lain selain konsumsi.
ADVERTISEMENT
Status air bersih ini berbeda dengan, misalnya, air baku. Air baku, menurut PAM Jaya, adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah, dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
Kenapa limbah yang dipilih harus tinja?
Sebetulnya bukan hanya tinja. Kami sebelumnya sudah aplikasikan (teknologi ini) di beberapa tempat. Di industri oil and gas juga sudah diaplikasikan, malah lumpur pengeboran. Sebelumnya kami juga membangun (teknologi pengolahan limbah) untuk rumah sakit.
Di sini tadinya sebenarnya untuk sungai. Desain awal untuk air sungai, karena yang lebih mendesak barangkali kebetulan untuk tinja, kami pakailah ini. Karena tinja, kami tambahkan satu unit tambahan yang floatation unit.
ADVERTISEMENT
Jadi desain ini sebetulnya bukan untuk limbah yang sekotor tinja. Tapi karena (itu) yang kami mau treatment, maka kami tambahkan floatation unit.
Jadi sebetulnya, limbah apa saja bisa. Apalagi di DKI sekarang kan permasalahannya itu kali-kali yang kotor, sumur-sumur yang tercemar. Ini mungkin sangat efektif untuk bisa membantu menjernihkan air yang ada.
PAL-Andrich Tech System (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PAL-Andrich Tech System (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Tinja termasuk limbah yang ekstrem?
Iya, jelas.
Seekstrem apa?
Yang paling ekstrem. Yang pertama itu di mindset dululah --hasil kotoran manusia kan di situ. Habis itu, satu lagi, bakteri. Di situ mengandung bakteri E. coli yang bisa menyebabkan sakit perut.
Jadi kalau pengolahan tidak benar, dampaknya juga akan panjang ke belakang. Makanya kami mulai dari sini dulu. Mungkin sungai-sungai yang ada itu memang sudah terkotori, tapi kalau (sampai) tinja yang masuk ke kali-kali, dampaknya semua bisa lihat, bau, dan lain sebagainya.
Proses pengolahan di PAL-Andrich Tech System (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pengolahan di PAL-Andrich Tech System (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Cara kerja alat ini bagaimana?
ADVERTISEMENT
Yang pertama, limbah itu padatannya itu bisa sangat banyak. Kami pakai dulu free treatment dengan floatation unit dibantu sedikit (bahan) kimia.
Jadi di floatation unit ini, lumpur-lumpur itu kami beri zat kimia dan padatannya itu kami apungkan. Berbeda dengan yang konvensional yang diendapkan.
Kalau diapungkan, tiap tahap dia (padatan) langsung naik. Kalau diendapkan butuh 6-10 jam. Itu lama sekali. Di sini tadi dalam waktu 30 menit, sudah keluar hasil treatment-nya. Jadi cepat sekali.
Hasil dari floatation unit itu belum bisa dibuang ke masyarakat, karena belum memenuhi nilai baku mutu yang ditetapkan. Diproseslah, masuk ke alat Andrich yang kami ciptakan ini.
Dengan masuk di Andrich ini, dia pake metoda arus lemah dan getaran. Getarannya itu, jadi kotoran-kotoran yang masih tersisa dari floatation unit diangkat kembali, sehingga yang tinggal hanya air murni.
ADVERTISEMENT
Jadi penurunan komponen kotoran itu di-daf (tahap awal, floatation) sudah turun 85 persen. Di sini (hasil Andrich) sudah turun sampai 99 persen. Jadi sudah kecil sekali. Jadi dari tinja sampai ke sini itu yang tinggal hanya air bersih.
Mengolah Tinja Jakarta (Foto: Sabryna Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mengolah Tinja Jakarta (Foto: Sabryna Muviola/kumparan)
Selain air bersih, produk pengolahan limbah Andrich Tech System apa lagi?
Bisa dilihat di free treatment, di floatation, kan ada ampas yang naik, lumpurnya. Itu kami pisahkan. Di Andrich-nya juga ada yang naik. Itu kami pisahkan. Nantinya ampas itu di-watering, itu masih wet slat dia. Ampas itu harus dikeringkan lagi. Nanti bisa digunakan.
Kalau PD PAL sendiri kan sudah bikin konsep untuk energi. Bisa juga nantinya dikembangkan jadi pupuk organik. Di sini memang konsepnya seperti itu, sudah total solusi. Jadi padatannya bisa dimanfaatkan, airnya pun bisa dimanfaatkan kembali.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, produk air dari Andrich Tech System masih berstatus air bersih, belum air baku. Ini, menurut Andri, terkendala beberapa hal, seperti belum dimilikinya pipa atau alat-alat lain yang berstatus food grade.
Meski begitu, Andri yakin air olahan limbahnya punya kualitas yang tak kalah baik dari sumber-sumber air minum yang sekarang digunakan di Jakarta. Uji lab dengan PT Mutu Agung Lestari awal Mei lalu menunjukkan baku mutu air olahan limbah yang cukup baik.
Hasil uji lab air olahan Andrich Tech System (Foto: Dok. Andri Oba)
zoom-in-whitePerbesar
Hasil uji lab air olahan Andrich Tech System (Foto: Dok. Andri Oba)
Uji laboratorium bagaimana? Apakah arahnya nanti untuk sampai jadi air minum?
Uji lab sudah kami lakukan dengan pihak ketiga. Kami sudah memenuhi nilai baku mutu untuk air bersih. Sudah jauh lebih bagus daripada air untuk dibuang ke lingkungan.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya untuk bisa dibuang ke lingkungan saja sudah suatu kemajuan. Banyak teknologi yang tidak mampu mengolah limbah jadi air siap dibuang. Sementara Andrich ini bukan hanya bisa membuang, (tapi juga) sudah bisa menghasilkan air bersih. Itu saja saya rasa sudah suatu lompatan.
Yang ada sekarang sampai tingkatan air bersih. Mungkin untuk sampai ke air minum itu akan panjang lagi. Itu perlu regulasi, perlu penambah unit juga. Contoh untuk higienitas, itu berarti (alat-alatnya) harus food grade, harus tambah juga unit UV Lamp, dan sebagainya.
Terus satu lagi, yang paling susah itu kan mindset masyarakat kita. Dari tinja menjadi air minum, mendengarnya juga (jijik). Itu perlu waktu untuk sosialisasi.
Tapi tidak tertutup kemungkinan. Anda bisa lihat Jakarta ambil airnya dari mana? Dari Kalimalang, kan? Juga udah tercemar kan?
ADVERTISEMENT
Saya rasa air ini jauh lebih bersih daripada Kalimalang. Otomatis ini juga sudah bisa disumber untuk air minum, kan? Otomatis.
Pengaplikasian teknologi ini seperti apa nantinya?
Kalau untuk skala industri, tiap sumber-sumber limbah itu kami olah, ya. Komunal jadinya.
Kalau untuk kali-kali yang kotor, bisa ditempatkan di titik-titik kedatangan sumber airnya, mungkin dari kali yang kecil-kecil. Sebelum masuk ke kali yang besar kan ada parit-parit, ya.
Jadi kami tempatkan Andrich ini di beberapa titik, sehingga air yang masuk ke kali (besar) itu sudah diolah sehingga bersih, bisa membantu. Atau misalkan di waduk-waduk, ini juga bisa membantu untuk mengencerkan (limbah).
ADVERTISEMENT
(Di permukiman penduduk) bisa kami bikin per zona. Artinya kami isolasi air yang keluar, kami olah sebelum masuk ke sungainya. Kami isolasi.
Kalau sungai di Jakarta ini, kan ada parit-parit ya, masuk dari (permukiman) masyarakat. Mungkin beberapa parit itu kami bendung, kami tarik ke alat ini. Dari alat ini hasilnya itu yang dibuang ke sungainya, sehingga nanti air di sungai itu adalah air yang sudah diolah.
Hasil air olahan PAL-Andrich Tech System (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hasil air olahan PAL-Andrich Tech System (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
------------------------
Cari tahu cara Menyulap Tinja Jakarta di Liputan Khusus kumparan.