Airlangga soal Hoaks Ratna Sarumpaet: Informasi Harus Dilihat Utuh

4 Oktober 2018 15:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Airlangga Hartarto, menanggapi soal pernyataan hoaks Ratna Sarumpaet kepada publik. Airlangga menyebut hal-hal berbau hoaks perlu dimitigasi karena membawa dampak yang kurang baik di masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kita melihat bahwa hoaks itu menjadi hal diperhitungkan untuk dimitigasi, sehingga tentu ini membuat alarming bahwa hoaks itu bisa membuat dampak yang kurang bagus," kata Airlangga di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (4/10).
Airlangga menilai masyarakat perlu mendapat data lengkap seputar informasi yang didapat agar tidak terpengaruh berita hoaks. Hal itu perlu agar publik mendapat kebenaran informasi tersebut secara utuh.
Konferensi pers klarifikasi Ratna Sarumpaet terkait kebohongannya, Rabu (3/10/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers klarifikasi Ratna Sarumpaet terkait kebohongannya, Rabu (3/10/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
"Kalau dari kita melihat bahwa ke depan, itu kan kita mesti melihat informasi secara utuh dan keseluruhan, dan tentu harus mendapatkan data-data yang lebih lengkap," jelas Airlangga.
Dalam konferensi pers di kediamannya di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10) sore, Ratna Sarumpaet mengaku telah mengarang cerita soal penganiayaan demi menjelaskan alasan wajahnya lebam kepada keluarganya. Wajah Ratna lebam karena efek prosedur sedot lemak pipi.
ADVERTISEMENT
Alasan palsu ini juga tersebar ke publik hingga ke Prabowo Subianto, Amien Rais, dan Fadli Zon. Setelah terbukti berbohong, Ratna lantas meminta maaf kepada semua pihak yang telah ia bohongi. Dalam timses Prabowo - Sandiaga Uno, Ratna menjabat sebagai Juru Kampanye Tim Badan Pemenangan Nasional.