Akankah Perdamaian Antara Korea Utara dan Korea Selatan Terwujud?

27 November 2018 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Korea Utara dan Korea Selatan. (Foto: www_slon_pics via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Korea Utara dan Korea Selatan. (Foto: www_slon_pics via Pixabay (CC0 Creative Commons))
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Korea Utara dan Korea Selatan saat ini tengah berencana untuk mengakhiri kemelut konflik antar wilayah yang terjadi sejak tahun 1953. Menjadi sebuah pertanyaan yang menarik, akankah perdamaian antara dua negara di Semenanjung Korea tersebut terwujud?
ADVERTISEMENT
Menurut Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia, Dino Patti Jalal, perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan sangat memungkinkan untuk terwujud menjadi sebuah kenyataan. Meskipun untuk mencapai perdamaian, ada beberapa tantangan yang harus keduanya taklukkan.
“Kemungkinan untuk keduanya reunifikasi sama tinggi dengan tantangan yang mereka hadapi,” ujar Dino pada saat diskusi bersama Kedutaan Besar Korea dan The Habibie Center di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa (27/11).
Dino mengatakan tantangan pertama yang dihadapi berkaitan dengan perbedaan kebudayaan. “Orang Korea Utara sangat berbeda, mereka memiliki peraturan yang berbeda, mereka sangat ideologis dan dogmatis,” ujar Dino.
Diskusi Kedutaan Besar Korea dan The Habibie Center di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Kedutaan Besar Korea dan The Habibie Center di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Kedua, Korea Utara dan Korea Selatan juga harus bisa saling memahami tentang perbedaan sistem politik yang mereka anut. Korea Utara merupakan negara otoriter, sementara Korea Selatan merupakan negara dengan sistem politik demokrasi.
ADVERTISEMENT
“Anda harus memahami bahwa seluruh sistem politik mereka (Korea Utara) dirancang untuk mempertahankan kekuatan elite,” ujar Dino.
“Mereka juga sangat militeristik,” tambahnya lagi.
Diskusi Kedutaan Besar Korea dan The Habibie Center di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Kedutaan Besar Korea dan The Habibie Center di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
Jika kedua hal tersebut dapat diatasi dengan baik, menurut Peneliti asal Korea Institute for National Unification Sang Sin Lee, maka tinggal bagaimana keduanya mampu menumbuhkan rasa percaya satu sama lain atau trust building.
“Tantangan lain adalah trust building, bisakah kalian (Korea Selatan) mempercayai Kim Jong Un dan Korea Utara?,” ujar Sin Lee.
“Ketika kamu mulai percaya seseorang, kamu akan terkejut dengan apa yang mereka berikan, proses negoisasi akan lebih mudah dilakukan,” tambahnya lagi.
Memang menumbuhkan rasa percaya tidak semudah membalikan telapak tangan. Mungkin itu tidak terjadi dalam waktu singkat. “Tetapi apabila dilakukan terus-menerus, kepercayaan itu akan tumbuh,” ujar Dino lagi.
ADVERTISEMENT