Akbar Tandjung Sebut People Power Sudah Tidak Relevan di Pemilu 2019

17 April 2019 1:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akbar Tanjung di Silaturahmi Partai Golkar di Hotel Dharmawangsa. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Akbar Tanjung di Silaturahmi Partai Golkar di Hotel Dharmawangsa. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Penasihat Korps HMI, Akbar Tandjung, menilai people power yang biasa muncul dalam setiap pemilu sudah tidak relevan, khususnya ketika ada indikasi kecurangan. Menurutnya, prasangka jelek terkait kecurangan dalam proses Pemilu 2019 harus segera dihilangkan.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang tertentu yang punya kepentingan menggambarkan akan terjadi konflik kecurangan. Nah, kalau terjadi kecurangan akan melakukan gerakan dengan menggunakan people power. Itu kan sudah ada kecurigaan, sudah ada prasangka yang jelek. Ini prasangka harus kita hilangkan apalagi para tokoh pemimpin,” kata Akbar di kediamannya, Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/4).
Akbar menilai, prasangka buruk di benak para pemimpin dan tokoh politik harus dihilangkan. Sebab kepentingan bangsa secara nasional harus diutamakan ketimbang kepentingan golongan.
“Bukan kepentingan, misalnya, kalau ada keributan akan menggerakkan keributan misalnya. Katakanlah people power, seolah ada keributan, (padahal) mana ada keributan," tuturnya.
Akbar juga menilai, pelaksanaan pemilu di Indonesia merupakan bukti peningkatan kualitas demokrasi Indonesia di mata dunia. Bahkan, wujud tersebut merupakan bantahan pengamat dunia yang menyatakan Islam tidak cocok dengan demokrasi.
ADVERTISEMENT
“Karena memang para pengamat barat seringkali menggambarkan Islam itu tidak cocok dengan demokrasi, atau demokrasi tidak berkembang di negara islam. Buktinya di Indonesia berkembang,” jelasnya.
Akbar pun maklum dengan perbedaan politik di Indonesia yang kian panas. Hal tersebut wajar, namun harus dilandasi dengan manajemen konflik yang baik.
“Kita enggak bisa mengatakan tidak menerima begitu saja kalau tidak ada alasan alasan. Kan kita menghormati dong adanya institusi yang mengikuti dan mengawasi penyelenggaraan pemilu kita,” terang Akbar.
Sebelum menyampaikan pendapatnya tentang pemilu, Akbar Tandjung sempat menerima kunjungan Ketua TKN, Erick Thohir. Namun, kunjungan Erick hanya dalam kapasitas silaturahmi dan apresiasi kepada Akbar selaku tokoh HMI.
“Ya silaturahmi saja, dan berikan apresiasi pada saya sebagai senior, dan adik-adik saya yang berkiprah di HMI dan pada waktu itu ada eksponen alumni HMI yang memberikan dukungan pada capres Jokowi-Maruf,” tutup Akbar.
ADVERTISEMENT