Akhiri Safari Politik, PDIP Napak Tilas ke Pesanggrahan Bung Karno

17 Desember 2018 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat (tengah) dan Sekjen PDIP Hasto Kristyanto (kanan) di Pesanggrahan Bung Karno, Parapat, Sumut, Senin (17/12) (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat (tengah) dan Sekjen PDIP Hasto Kristyanto (kanan) di Pesanggrahan Bung Karno, Parapat, Sumut, Senin (17/12) (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menutup safari politiknya di Sumatera Utara dengan mengunjungi Pesanggrahan Bung Karno di daerah Parapat.
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menyusuri semua sisi ruangan di pesanggrahan itu, mulai dari kamar Bung Karno, kamar Haji Agus Salim, kamar Sutan Sjahrir hingga tempat salat Bung Karno.
"Kita sudah melihat bagaimana kamar Bung Karno, di sisi kamar mandi beliau ada juga musala. Di seberangnya kamar Bung Karno itu kamar Haji Agus Salim," kata Djarot kepada wartawan di kokasi, Senin (17/12).
Hasto Kristyanto (kiri) di Ruangan Shalat Bung Karno di Pesanggrahan Bung Karno, Parapat, Sumatera Utara, Senin (17/12). (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hasto Kristyanto (kiri) di Ruangan Shalat Bung Karno di Pesanggrahan Bung Karno, Parapat, Sumatera Utara, Senin (17/12). (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
Menurut Djarot, hikmah yang bisa dipetik dari perjuangan para pendiri bangsa itu adalah pemimpin harus mampu menghadapi tantangan bangsa dengan tegas dan tidak cengeng.
Sebagaimana diketahui, Bung Karno dengan Haji Agus Salim dan Sjahrir kerap berbeda pendapat, namun mereka tetap bisa menjalin hubungan baik satu sama lain.
ADVERTISEMENT
"Mereka bicara tentang persoalan negara dengan sangat produktif meskipun mereka berbeda aliran," ucap Djarot.
Sekjen PDIP Hasto Kristyanto (kiri) di kamar Bung Karno di Pesanggrahan Bung Karno, Parapat, Sumatera Utara, Senin (17/12). (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PDIP Hasto Kristyanto (kiri) di kamar Bung Karno di Pesanggrahan Bung Karno, Parapat, Sumatera Utara, Senin (17/12). (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
"Termasuk juga dengan Kiai Haji Agus Salim untuk betul-betul menyatukan bahwa Islam itu pada dasarnya adalah cinta Tanah Air. Makanya banyak sekali menulis tentang Islam dan nasionalisme," pungkas Djarot.
Sebelum diasingkan ke Parapat, Bung Karno terlebih dahulu diasingkan di Berastagi, Kabupaten Karo.
Di Berastagi, Bung Karno diasingkan sekitar 10 hari bersama Agus Salim dan Sutan Sjahrir.
"Sewaktu di Berastagi itulah Bung Karno mau dibunuh oleh orang bayaran yang disuap oleh Belanda, tapi yang bunuh itu akhirnya mengaku kepada Bung Karno untuk hati-hati," kenang Djarot.