Akhirnya Tere Liye Kembali Terbitkan Novel di Tahun 2018

5 Februari 2018 20:03 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tere Liye alias Darwis. (Foto: ub.ac.id/Fb/Tere Liye)
zoom-in-whitePerbesar
Tere Liye alias Darwis. (Foto: ub.ac.id/Fb/Tere Liye)
ADVERTISEMENT
Penulis Tere Liye membuat kejutan untuk para penggemarnya. Lewat akun Facebooknya, penulis novel 'Hafalan Shalat Delisa' ini mengatakan bahwa novel-novel karyanya akan diterbitkan kembali.
ADVERTISEMENT
Dari unggahan Tere Liye di Facebook, disebutkan bahwa pada bulan Juni 2018 nanti akan diterbitkan dua buku sekaligus, yakni bukunya yang berjudul 'Komet' dan 'Bor-O-Bdur'.
Novel-novel karya Tere lainnya yang sudah pernah terbit akan dicetak ulang dan dijual di toko-toko buku mulai bulan Februari 2018. kumparan (kumparan.com) lalu mengkonfirmasi hal ini kepada Syahrudin, sahabat dan mitra kerja Tere Liye.
"Ya benar seperti yang di Facebook, Insyaallah tahun ini dua novel di bulan Juni 2018," ujar Syahrudin kepada kumparan, Senin (5/2).
Tentunya ini menjadi hal yang teramat ditunggu oleh para penggemar penulis bernama asli Darwis ini. Pasalnya, sejak pertengahan tahun 2017 lalu, Tere Liye memutuskan untuk tidak lagi menerbitkan tulisan dalam bentuk novel. Hal itu lantaran tingginya pajak penulis yang kala itu ia keluhkan.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Tere Liye menghebohkan publik karena menilai pungutan pajak yang dibebankan kepada penulis buku jauh lebih besar ketimbang profesi dokter atau artis terkenal. Dirinya lalu mengilustrasikan tarif pajak bagi penulis.
Menurut dia, karena penghasilan penulis buku disebut royalti, maka penghasilannya dianggap super netto. Dia menilai tarif pajak penghasilan atas royalti penulis sebesar 15% terlalu tinggi.
"Tidak boleh dikurangi dengan rasio Norma Penghitungan Penghasilan Netto (NPPN) dan tidak ada tarif khususnya," katanya seperti dikutip dari laman Facebooknya, Rabu (6/9).
Ia mengaku sudah menemui institusi terkait seperti Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan dan Badan Ekonomi Kreatif. Namun, merasa respons yang ditunjukkan lamban, penulis novel 'Bujang' ini pun memutuskan untuk menghentikan penerbitan buku-bukunya.
ADVERTISEMENT
“Atas progres yang sangat lambat tersebut, dan tiadanya kepedulian orang-orang di atas sana, maka saya Tere Liye, memutuskan menghentikan menerbitkan buku di penerbit-penerbit, Gramedia Pustaka Utama dan Penerbit Republika, per 31 Juli 2017 lalu,” ujar Tere.
Saat itu, isu pajak tinggi untuk menulis ramai diperbincangkan. Sebagai salah satu novelis yang mencetak buku-buku best seller amat wajar memang persoalan yang dialami oleh Tere Liye menjadi pebincangan publik. Mulai dari rekan sesama penulis, Dirjen Pajak, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani ikut angkat bicara terkait polemik pajak untuk penulis.
Buku Tere Liye (Foto: Facebook/Tere Liye)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Tere Liye (Foto: Facebook/Tere Liye)
Sensasi yang dibuat oleh Tere Liye bukan hanya soal isu pajak penulis. Sekitar bulan November 2017, Tere Liye juga membuat ramai lini masa media sosial soal kemarahannya kepada orang-orang yang menukil kutipan novelnya. Kala itu, Tere melarang kata-kata gubahannya dikutip sebagai caption foto selfie. Menurut Tere, kebanyakan foto selfie yang menggunakan kutipannya bersifat pamer sehingga tidak cocok menggunakan kutipan karangannya.
ADVERTISEMENT
"Woi, lu yang mau pamer foto selfie, kagak usah lu pakai2 caption pinjam quote page Tere Liye ini. Asyik betul foto selfie, wajah sudah kayak lemari menuhi seluruh layar, monyong2, sok cantik, sok ganteng, lantas caption di bawahnya :"Inilah hidupku, dstnya, dstnya - Tere Liye...," ujarnya seperti dikutip dari laman Facebooknya, Senin (20/11).
Terlepas dari segala kontroversinya, Tere Liye tetaplah seorang penulis yang digilai banyak orang. Menekuni dunia literasi sejak 2015, hingga kini sedikitnya sudah ada 28 judul buku yang ditulis Tere Liye.