news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Aksi Damai 812 dan Keistimewaan Melayu di Tanah Malaysia

9 Desember 2018 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat bertopeng Iron Man mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat bertopeng Iron Man mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
ADVERTISEMENT
Ribuan orang turun ke jalanan di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu (8/12). Bertajuk aksi 812 dan memakai jargon-jargon menyelamatkan Islam di Malaysia, sekilas aksi ini mirip dengan 212 di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan penyelenggara, Aksi 812 dihadiri 500 ribu orang. Sementara data kepolisian menyebutkan peserta hanya 55 ribu. Berapapun jumlahnya, aksi ini secara tidak terduga berlangsung dengan damai tanpa kericuhan apa pun.
Aksi 812 dimulai dari kekhawatiran Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dan UMNO akan rencana pemerintah Mahathir Mohamad meratifikasi ICERD atau Konvensi Internasional untuk Menghapuskan Segala Bentuk Diskriminasi Ras yang ditandatangani PBB pada 21 Desember 1965.
ICERD mengatur larangan negara peratifikasi untuk melakukan segala macam diskriminasi ras dalam segara bidang, termasuk menyebarkan kebencian dan kriminalisasi berdasarkan ras.
Malaysia dan Brunei adalah dua dari 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang belum meratifikasi ICERD. Indonesia sendiri telah meratifikasinya pada 25 Juni 1999, berdasarkan data PBB.
ADVERTISEMENT
Rencana Malaysia meratifikasi ICERD muncul dalam pidato Perdana Menteri Mahathir di Sidang Majelis Umum PBB ke-73 pada September lalu. Ketika itu, Mahathir mengatakan Malaysia akan meratifikasi seluruh instrumen HAM PBB, salah satunya ICERD.
Hal ini ditindaklanjuti oleh pernyataan Menteri Kesatuan dan Kesejahteraan Nasional Malaysia yang berkewarganegaraan India, P. Waythamoorthy. Dia mengatakan, Malaysia berniat meratifikasi ICERD pada kuartal pertama tahun depan.
Rencana ini mendapatkan penentangan keras dari oposisi, UMNO dan PAS, yang mengatakan ICERD bertentangan dengan Konstitusi Malaysia yang mengutamakan ras Melayu atau Bumiputera dibanding ras lainnya di Malaysia. Aksi besar 812 pun direncanakan.
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
Walau akhirnya Mahathir membatalkan rencana meratifikasi ICERD, namun UMNO dan PAS kadung telah menggalang 812. Akhirnya alih-alih membatalkan aksi tersebut, UMNO mengubah temanya menjadi dukungan terhadap penolakan ICERD.
ADVERTISEMENT
Penolakan terhadap ICERD merembet ke masalah agama karena mayoritas Melayu adalah Muslim. Menurut UMNO, meratifikasi ICERD yang akan menghilangkan keistimewaan Melayu di Malaysia, berarti juga menistakan Islam yang dianut Bumiputera atau orang pribumi.
"Jika Islam diganggu, jika ras diganggu, jika hak-hak kami diganggu, maka kami akan bangkit," kata Zahid Hamidi, pemimpin UMNO, dalam orasinya di aksi 812, seperti dikutip AFP.
Namun banyak juga yang menyangsikan 812 murni membela Islam atau Melayu, tidak sedikit yang melihat aksi ini sebagai upaya oposisi menggoyang pemerintahan Mahathir Mohamad.
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
Apa Itu Bumiputera?
Bumiputera adalah sebutan tidak resmi untuk ras Melayu atau warga pribumi di Malaysia. Dalam Konstitusi Malaysia, Bumiputera mendapatkan hak-hak dan posisi yang lebih unggul dibanding masyarakat lainnya yang dianggap minoritas, seperti keturunan Tionghoa atau India.
ADVERTISEMENT
Yang termasuk Bumiputera adalah anak-anak dari orang tua Melayu, 18 suku asli Malaysia, orang Sabah dan Sarawak. Dalam Pasal 160 Konstitusi Malaysia disebut, orang Melayu adalah orang Islam.
Dari sensus tahun lalu yang dikutip Strait Times, dari 32 juta warga Malaysia, 68,8 persen di antaranya adalah Melayu. Konstitusi Pasal 153 mengatur keistimewaan Melayu dalam berbagai hal.
Di antaranya adalah kuota khusus di bidang pendidikan, beasiswa, pelatihan, posisi di pemerintahan, hingga kemudahan dalam mendapatkan izin perdagangan atau usaha. Dalam bisnis misalnya, perusahaan yang ingin terdaftar di bursa efek Malaysia harus menyiapkan slot 12,5 persen saham untuk investor Bumiputera.
Menurut mereka yang menolaknya, ICERD bertentangan dengan Konstitusi ini. Ratifikasi ICERD akan membuat Pasal 153 diamandemen dan keistimewaan Melayu akan dihapuskan.
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
Jika ICERD diratifikasi dan Konstitusi diamandemen, Bumiputera dikhawatirkan akan semakin tertinggal dari kelompok minoritas di Malaysia. Hal ini diakui sendiri oleh Mahathir dalam pernyataannya Minggu (9/12).
ADVERTISEMENT
"Faktanya di negara kita, Bumiputera, putra tanah air, Melayu, tertinggal. Kita tidak bisa membantah fakta sebagian besar dari kita tinggal di pinggiran kota dengan infrastruktur yang buruk," kata Mahathir seperti dikutip dari Free Malaysia Today.
Mahathir mengatakan, dengan keistimewaan yang diatur Konstitusi, orang Melayu bisa meningkatkan kehidupan mereka. Hal inilah yang membuatnya menolak meratifikasi ICERD.
Namun keistimewaan tidak bisa dimanfaatkan jika orang Melayu, kata Mahathir, tidak berupaya mengubah hidup mereka. "Saya tidak percaya Melayu itu bodoh. Mereka punya kemampuan yang sama dengan yang lain. Tapi kecerdasan tanpa upaya tidak akan bisa sukses," kata Mahathir.
"Kita lihat orang-orang asing datang ke negara ini yang lebih sukses, karena mereka bekerja keras," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Demi Melayu, Islam, atau Partai?
Banyak yang mempertanyakan ketulusan penyelenggara Aksi 812. Pasalnya, alih-alih menyuarakan pembelaan terhadap Melayu dan Islam, aksi ini lebih kepada suara oposisi yang ingin menggulingkan Mahathir.
Masyarakat melakukan salat saat aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat melakukan salat saat aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
UMNO dalam pemilu Mei lalu untuk pertama kalinya dalam 60 tahun kalah dalam pemilu. Mahathir yang diusung koalisi Pakatan Harapan menang telak, menjungkalkan Najib Razak yang telah tercoreng kasus megakorupsi 1MDB. Saat ini Najib "babak belur" dihujani puluhan dakwaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Najib sendiri terlihat hadir dalam aksi 812. Beberapa peserta bahkan terang-terangan membawa poster yang meminta Mahathir mundur, mempertanyakan janji-janji pemerintah, hingga mendesak membubarkan parlemen. Semua tuntutan ini tidak ada hubungannya dengan anti-ICERD.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan istrinya menghadiri aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan istrinya menghadiri aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
Pengamat politik dari Universiti Teknologi Malaysia, Abdul Latiff Mohd Ibrahim, yang dikutip The Star mengatakan Aksi 812 kental dengan nuansa politik karena perkara Islam dan Melayu adalah modal bagi UMNO dan PAS untuk kembali menggaet pemilih.
ADVERTISEMENT
"Mereka tidak ada pilihan selain mengeksploitasi isu seperti ratifikasi ICERD karena ini adalah modal politik mereka," kata Abdul Latiff.
"Mereka akan kehilangan pengaruh jika tidak mengeksploitasi isu seperti ini dengan maksimal," lanjut dia.
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: AFP/MOHD RASFAN)