Aksi Protes Prancis Menular ke Belgia, 400 Orang Ditangkap di Brussels

9 Desember 2018 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
ADVERTISEMENT
Aksi protes Rompi Kuning di Paris, Prancis, menular ke negara tetangga Belgia. Sedikitnya 400 orang demonstran ditangkap dalam aksi protes yang berujung kerusuhan di kota Brussels, Sabtu (8/12).
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
Sama-sama mengenakan Rompi Kuning, demonstran di Brussels melawan petugas, melempari batu dan merusak toko-toko dan mobil. Mereka juga menyalakan kembang api dan petasan, melukai beberapa orang polisi.
ADVERTISEMENT
Sekitar 1.000 orang aparat keamanan dikerahkan ke lokasi. Menggunakan meriam air dan gas air mata, mereka berupaya keras menjauhkan massa dari markas Uni Eropa dan kantor pemerintahan. Kondisi baru tenang setelah lima jam bentrokan.
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
Ini adalah kerusuhan kedua yang pecah di ibu kota Belgia dalam delapan hari terakhir. Massa yang terinspirasi dengan gerakan "Gilets Jaunes" atau Rompi Kuning di Prancis menyuarakan protes atas tingginya harga kebutuhan pokok dan menuntut dibubarkannya koalisi pemerintahan.
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
Protes di Paris sendiri masih berlangsung akhir pekan ini, kendati pemerintah Emmanuel Macron telah menangguhkan rencana menaikkan pajak BBM. Sebanyak 30 ribu orang turun ke jalanan Paris, 30 orang terluka.
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi protes berujung ricuh di Belgia. (Foto: Reuters/Yves Herman)