Aksi Selfie Anak-anak Presiden di Peringatan 20 Tahun Reformasi

21 Mei 2018 20:49 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen putra-putri presiden berkumpul di acara ICMI (Foto: Dok. Yenny Wahid)
zoom-in-whitePerbesar
Momen putra-putri presiden berkumpul di acara ICMI (Foto: Dok. Yenny Wahid)
ADVERTISEMENT
Sejumlah tokoh turut menghadiri Sarasehan Nasional Keluarga Bangsa bertajuk 'Refleksi 20 tahun Reformasi' di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Senin (21/5). Acara yang dihelat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini, bertujuan mengenang perjuangan rakyat Indonesia sebelum menggapai era reformasi.
ADVERTISEMENT
Ada yang mencolok perhatian dalam pertemuan itu. Putra-putri Presiden Indonesia dari lintas periode, berkumpul dan turut selfie bersama.
Mereka adalah putra Presiden ke-3 RI, B.J Habibie, Ilham Akbar Habibie; putri presiden ke-4 Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid; putri presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan putra presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono.
Mereka pun tampak akrab ber-selfie ria dengan berbagai pose. Dari foto yang diterima kumparan, keempatnya tampak begitu akrab, kompak dengan slempang hitam berlambang ICMI yang mereka kenakan.
Yenny Wahid juga sempat mengunggah foto selfie mereka di akun Instagramnya. Dalam satu foto, AHY memegang handphone, sementara Yenny, tengah siap berpose. Dalam salah satu foto itu pula, juga tampak BJ Habibie yang tak ketinggalan ikut berfoto.
ADVERTISEMENT
Di acara ini, mereka tak segan bertukar momen dan pengalaman yang mereka rasakan pada 1998. Seperti AHY, panggilan akrab Agus misalnya, yang bercerita tentang pendidikan perwira militer yang ia tempuh dulu, di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah.
“Saya saat itu taruna tingkat 2 di Akmil. Saya saksikan bersama-sama di TV di barak. Kami melihat rekan-rekan kita yang berjaga di Istana dilempari batu oleh masyarakat, diserang dan dihina," tuturnya.
AHY pun memahami, alasan sebagian masyarakat begitu membenci TNI kala itu. Dia mengakui, saat itu, memang muncul anggapan bahwa semua jalan menuju birokrasi bisa ditempuh melalui Akmil.
“Dulu, konon, kalau mau jadi apa saja, bisa lewat Akmil. Menteri, bupati, gubernur, DPR, dan lain-lain (bisa) masuk Akmil. Bapak ibu, ini karena ada dwifungsi ABRI. Bahkan ada celetukan bahwa ABRI bisa melakukan semua tugas, kecuali tugas pokoknya,” paparnya.
ICMI Peringati Refleksi 20 tahun Reformasi  (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
ICMI Peringati Refleksi 20 tahun Reformasi (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Begitu pula dengan Puan, yang menceritakan masa remajanya dulu. Kala itu, Puan masih mengingat, rumah ibunya, kerap dipakai untuk dapur umum. Tak pelak, banyak warga yang berbondong-bondong ke rumahnya saat itu.
ADVERTISEMENT
“Bahkan saya harus menjadi orang yang mengurusi dapur umum karena semua orang tiap hari datang ke rumah ibu saya di Kebagusan. Jadi kalau ada foto-foto berkaitan dengan reformasi pasti ada di Ciganjur atau di Kebagusan. Depan pagar rumah saya itulah yang kemudian menjadi saksi sejarah,” tuturnya.
Momen pertemuan berlangsung hangat dan akrab. Seluruh pengunjung yang hadir dalam acara itu, termasuk tokoh-tokoh ICMI termasuk Habibie dan sang ketua umum, Jimly Asshiddiqie, ikut larut dalam kenangan.