Alasan Jembatan Suramadu Dipilih Jadi Cover Depan Buku LPI 2016

27 April 2017 12:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jembatan Suramadu (Foto: Farisshidqi/pixabay)
Bank Indonesia (BI) meluncurkan buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2016 dengan mengusung tema "Bersinergi Memperkuat Resiliensi, Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi." Buku tersebut, berisi sejumlah perjalanan ekonomi global dan domestik selama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Jembatan Suramadu dipilih sebagai cover depan buku LPI 2016 karena memiliki sebuah makna. Gubernur BI Agus Martiwardojo mengatakan, jembatan tersebut mereferensikan infrastruktur strategis di Indonesia dan menggambarkan kondisi perekonomian pada tahun lalu.
"Jembatan mereferensikan infrastruktur strategis yang perlu kita bangun dalam rangka konektivitas dan mendorong sinergi perekonomian," ujar Agus di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Kamis (27/4).
Buku LPI 2016 (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Secara umum, Agus mengatakan tahun 2016 pada awalnya diharapkan menjadi tahun percepatan ekonomi. Namun realisasinya, tahun 2016 penuh dengan tantangan ekonomi. Perekonomian global belum pulih seperti yang diharapkan, sejumlah ketidakpastian masih dialami pada tahun lalu.
"Pada 2016 masih berkisar pada tiga masalah utama yaitu pertumbuhan ekonomi dunia belum kuat, bahkan tercatat rendah dari 2015, konsolidasi ekonomi masih berlanjut di berbagai dunia. Harga komoditas masih rendah, kinerja ekspor dan korporasi ikut terdampak. Lalu ketidakpastian pasar keuangan yang tetap tinggi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dinamika ekonomi 2016 meninggalkan beberapa pelajaran penting yang bisa menjadi pegangan pemerintah dan BI di tahun berikutnya. Salah satunya yakni bauran kebijakan makroekonomi yang tepat waktu dan konsisten menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Koordinasi dan sinergi kebijakan yang baik antarpemangku kebijakan, baik pemerintah pusat, daerah, BI, dan otoritas lainnya terbukti bisa menaikkan resiliansi dan fleksibilitas dalam upaya mengantisipasi guncangan dan momentum pertumbuhan ekonomi. Pelajarin ini jadi bekal bahwa kemampuan kami menarik hikmah di masa lalu akan menentukan masa depan yang akan kami raih," pungkasnya.