Alasan Prabowo Galang Dana dari Rakyat: Biaya Politik Tinggi

21 Juni 2018 23:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto  (Foto: Facebook/Prabowo Subianto )
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto (Foto: Facebook/Prabowo Subianto )
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali melancarkan pidato-pidato politiknya melalui akun Facebooknya. Dalam pidatonya kali ini, Prabowo menyinggung soal sistem politik di Indonesia yang membuat ongkos politik menjadi mahal.
ADVERTISEMENT
Hal ini berlaku di setiap kontestasi, mulai dari pemilihan wali kota/bupati, gubernur hingga anggota DPR. Ongkos politik yang mahal tersebut membuat para calon membutuhkan dan mencari penyandang dana.
"Sistem politik kita tidak berfungsi dengan baik, yang mengakibatkan rakyat tidak dapat memilih pemimpin yang terbaik. Kalau kita ingin mencari kader bangsa di bidang politik, untuk menjadi bupati wali kota, gubernur atau anggota DPR, sering tidak dapat calon yang terbaik," kata Prabowo dalam video yang diunggah di laman Facebooknya, Kamis (21/6).
"Sistem ekonomi yang sekarang mengakibatkan biaya politik sangat tinggi," lanjutnya.
Parahnya lagi, penyandang dana ini seakan tak peduli dengan kepentingan bangsa dan hanya mementingkan kepentingannya.
"Para penyandang dana itu tidak patriotik, pribadi yang tidak setia sesungguhnya pada bangsa dan negara Indonesia. Maka sering kali calon-calon yang didukung bukanlah calon-calon yang terbaik untuk rakyat dan bangsa Indonesia," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Prabowo mengatakan, hal inilah menjadi masalah mendasar bagi sistem politik di Indonesia. Maka dari itu, Prabowo menyampaikan bahwa Partai Gerindra tidak ingin bergantung kepada penyandang dana.
Ia lebih memilih rakyat Indonesia sebagai penyandang dana terbaik.
"Saya Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum Partai gerindra, hadir di hadapanmu, saya ingin menyampaikan atas nama Partai Gerindra, datang ke pada penyandang dana saya, yaitu saudara saudara sekalian, saya tidak mau datang ke penyandang-penyandang dana yang di ujungnya tidak yakin setia pada bangsa dan negara," tutup Prabowo.