Aldi, Nelayan Manado yang Terseret Ombak 49 Hari, Tak Dapat Gaji

WNI asal Manado yang terdampar di Laut Guam (Foto: Dok. Direktorat PWNI Kementerian Luar Negeri)

Aldi Novel Aldilang nelayan asal Manado, Sulawesi Utara, kini telah kembali ke rumah setelah 49 hari hidup terombang-ambing di lautan. Aldi terbawa ombak hingga ke perairan Guam. Akibat Insiden itu, Aldi tak menerima gaji.

"Karena kejadian itu, gajinya dipotong bosnya. Selama kejadian itu (Aldi) tidak mendapat gaji," ujar Herlina Bora (28), kakak ipar Aldi, kepada kumparan, Selasa (25/9).

Sebelum terseret ombak, Aldi bekerja sebagai nelayan dengan gaji Rp 2 juta per bulan selama satu tahun. Gaji yang diterima Aldi akan berkurang nilainya jika ia melanggar kontrak.

Dalam kontrak tersebut, Aldi akan menerima gaji dengan nominal Rp 2 juta jika ia bertahan bekerja selama satu tahun. "Bosnya menganggap kejadian itu sama seperti Aldi tak bekerja, jadi dipotong gajinya, karena di luar perjanjian," imbuh Herlina.

WNI asal Manado yang terdampar di Laut Guam (Foto: Dok. Direktorat PWNI Kementerian Luar Negeri)

Aldi yang 30 September nanti genap 19 tahun merupakan tulang punggung keluarga. Sejak usia 16 tahun, Aldi mulai bekerja sebagai nelayan. Ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya.

Aldi hanyut sejak bulan Juli lalu. Kala itu rompong atau pondok nelayan terapung yang digunakan Aldi diterjang badai. Rompong tersebut terlepas dari tali pengamannya.

Aldi hanyut ke perairan Guam karena rakit Aldi lepas. Rompong Aldi terletak sekitar 125 km dari pesisir utara Manado, Sulawesi Utara.

Beruntung, Aldi akhirnya diselamatkan oleh kapal kargo Panama MV Arpeggio pada 31 Agustus. Lalu, Aldi dibawa merapat ke Pelabuhan Tokuyama, Yamaguchi, Jepang, pada 6 September.

KJRI Osaka memfasilitasi kepulangan Aldi ke Tanah Air. Aldi tiba di Manado pada tanggal 9 September pukul 10.20 WITA.