Amerika Serikat Klaim 100 Rudalnya Sudah Bombardir Suriah

14 April 2018 13:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jim Mattis (Foto: REUTERS/Eric Vidal)
zoom-in-whitePerbesar
Jim Mattis (Foto: REUTERS/Eric Vidal)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat, Inggris dan Prancis menghujani Suriah dengan rudal. Tercatat, hingga kini Sekutu telah menembakan lebih dari 100 rudal dalam 'satu kali tembak'.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Sabtu (14/4), Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, dan Jenderal Marinir, Joseph Dunford, mengkonfirmasi, bahwa target serangan Sekutu adalah fasilitas penelitian senjata kimia milik Suriah. Penetapan target tersebut adalah upaya Sekutu untuk melemahkan Suriah dalam menggunakan senjata kimia.
"Kami secara khusus mengidentifikasi target-target ini untuk mengurangi risiko pasukan Rusia yang terlibat," ujar Dunfor di Gedung Putih.
Damaskus di bom Sekutu (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Damaskus di bom Sekutu (Foto: REUTERS)
Namun, Pentagon hingga kini belum dapat memastikan berapa banyak rudal yang telah menjangkau sasaran.Meski begitu, menurutnya, ini merupakan bukti nyata Sekutu tidak setuju dengan penggunaan senjata kimia.
"Kami sangat yakin bahwa (Suriah) menggunakan gas klorin," kata Mattis.
Lebih lanjut, hingga kini target pertama Amerika adalah pusat penelitian yang ada di Damaskus. Menurut klaimnya, di lokasi tersebut adalah tempat Suriah melakukan penelitian, pengembangan, produksi dan pengujian senjata kimia dan biologi.
ADVERTISEMENT
Target kedua adalah fasilitas penyimpanan senjata kimia di sebelah barat kota Homs. Selain kedua target tersebut, Amerika juga akan menyerang pusat fasilitas penyimpanan dan pusat komando yang juga ada di dekat kota Homs.
Menurut informasi, ini adalah intervensi terbesar Sekutu ke Suriah. Hingga kini, wilayah Damaskus, Ibu Kota Suriah, masih memanas.
Tindakan Amerika dan sekutu ini merupakan respons atas pemakaian senjata kimia oleh rezim al-Assad di kota Douma, di Ghouta, pinggiran Damaskus. Antara 40-70 orang tewas dalam serangan tersebut, lebih dari 500 terpapar gejala yang sama.