Amien Rais: Poros Ketiga Mustahil, Kemungkinan Rematch Jokowi-Prabowo

21 Mei 2018 19:30 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amien Rais di kantor Republika. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais di kantor Republika. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais, menilai kemungkinan terbentuknya poros ketiga pada Pilpres 2019 sangat mustahil. Amien menekankan, dalam pilpres hanya akan menghadirkan dua calon, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
"Analisa memang nanti poros ketiga itu mustahil. Kemungkinan ada dua kan rematch, jadi nanti Pak Jokowi mencari cawapresnya nendang, Pak Prabowo juga nyari cawapres yang juga nendang. Biarkanlah nanti ini berdua secara gentle," kata Amien di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/5).
Amien pun meminta agar semua pihak terus mengamati perkembangan pemilu. Ia menegaskan jangan sampai ada permainan yang terkesan menakut-nakuti untuk memilih pihak tertentu.
"Kita amati terus pileg, pilpres, jangan sampai ada permainan. Jadi kalau nanti yang menang, ya sudah itu memang itu haknya, berarti milih dia. Yang kalah juga puas (karena) emang enggak dipilih," ujarnya.
"Tetapi kalau dengan menekankan, menakut-nakuti menggunakan power, kekuasaan untuk menghardik, itu enggak baguslah. Biarkanlah demokrasi, itu kan indah sekali," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia menggambarkan seperti yang terjadi di luar negeri, di mana ada rezim pemerintah yang terkesan memberikan ketakutan pada rakyat. Untuk itu, dia meminta agar pemerintah Indonesia tak melakukan hal serupa, terlebih memberikan larangan-larangan tertentu.
"Jadi menurut saya, sekarang ini yang penting pemerintah jangan over acting, tidak usah mengatakan jangan-jangan itu bikinan, lantas pengalaman di seluruh negara. Jika rezim beri ketakutan pada rakyatnya, rakyat diam, begitu di titik tertentu akan meledak. Jadi kita jaga jangan sampai grasak grusuk," jelasnya.
"Saya juga pernah di politik. Pas saya kalah pilpres, ya saya mundur. Kita main cantik. Kekuasaan bukan selamanya, pasti akan punah. Yang mau berkuasa pun juga akan punah. Jangan lupa manusia pasti mati toh," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, untuk menjadikan pemilu ke depan aman, ia meminta elite politik untuk menghindari fitnah antar satu sama lain, sehingga tidak terjadi konflik.
"Jadi semua tokoh penggiat sosial mengajak pertukaran pendapat yang enak tanpa hoaks tanpa fitnah. Kalau ngomong harus ada dasarnya, kalau ngata-ngatain tidak betul, enggak ada kenyataannya, itu tidak boleh," pungkasnya.