Amien Rais Soal Abdul Somad Dampingi Prabowo: Dia Populer dan Kritis

30 Juli 2018 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amien Rais di Ijtima Ulama dan tokoh nasional (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Rais di Ijtima Ulama dan tokoh nasional (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rekomendasi Ijtima Ulama GNPF menghasilkan dua nama cawapres untuk Prabowo Subianto. Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Al Jufri.
ADVERTISEMENT
Menanggapi rekomendasi tersebut, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais cenderung memilih Abdul Somad sebagai pendamping Prabowo di 2019. Menurutnya, elektabilitas Somad jauh lebih dikenal masyarakat Indonesia.
"Teman dari Riau membuat survei tokoh di Indonesia yang paling populer yang paling tinggi siapa. Itu ketemunya nomor satu Pak Abdul Somad, bukan yang lain," kata Amien di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/7).
"Jadi sesungguhnya ini kalau menurut saya, Pak Somad kan ahli agama, dia hafal Quran, hafal hadist banyak," imbuhnnya.
Tak hanya itu, ada sejumlah sikap Somad yang dinilai merupakan poin positif. Salah satu di antaranya adalah sikap kritis terhadap masalah ketidakadilan, pendidikan dan lainnya.
"Selama ini kan Pak Abdul Somad sangat kritis, kritis sekali masalah ketidakadilan, masalah pendidikan, masalah hot dan lain-lain, daripada beliau selalu hanya lisan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, kelak saat yang bersangkutan menjadi wapres nanti memiliki otoritas untuk membantu perbaikan di Indonesia.
"Saatnya ini beliau punya otoritas kekuasaan yang telanjang untuk kemudian mencari sesuatu yang kejernihan, bukan. Tapi kekuasaan bentuknya otoritas sebagai wapres. Kalau beliau mau, akan membantu perbaikan negeri ini," jelasnya.
Amien bahkan mengutip salah satu hadis yang menjelaskan tentang sikap-sikap kritis yang kerap kali dikeluarkan Somad. Sehingga, dianggap sesuai untuk menjadi pemimpin.
"Jadi dalam agama Islam itu, dinyatakan apabila orang beriman melihat kemungkaran, kejahatan, ubahlah dengan tanganmu. Kalau tidak mampu, dengan lisanmu, kalau tidak mampu dengan hatimu. Tapi yang terakhir itu, selemah-lemahnya iman. Yang namanya tangan itu kekuasaan, otoritas," pungkasnnya.