Amnesty International Cabut Penghargaan untuk Aung San Suu Kyi

13 November 2018 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aung San Suu Kyi. (Foto: Mark Metcalfe/Pool via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Aung San Suu Kyi. (Foto: Mark Metcalfe/Pool via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Lembaga Amnesty International mencabut penghargaan untuk Aung San Suu Kyi karena kecewa atas pelanggaran HAM dan pembantaian Rohingya di Myanmar. Ini adalah satu lagi dari banyak penghargaan internasional untuk Suu Kyi yang dicabut.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataannya, Senin (12/11), Amnesty menyatakan mencabut penghargaan HAM tertinggi Ambassador of Conscience yang diberikan kepada Suu Kyi pada 2009 ketika dia di tahanan rumah rezim junta Myanmar. Penghargaan itu diberikan atas perjuangannya yang secara damai membela demokrasi dan HAM di Myanmar.
Sekretaris Jenderal Amnesty International Kumi Naidoo dalam suratnya kepada Suu Kyi pada Minggu (11/11) menyatakan kekecewaan lembaganya atas pelanggaran HAM, pengekangan kebebasan, dan kekerasan yang terjadi di Myanmar. Suu Kyi dianggap tidak menggunakan otoritas politik dan moralnya untuk menegakkan keadilan di negaranya sejak terpilih pada 2016.
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain )
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain )
Amnesty International telah berulang kali mengkritisi Suu Kyi yang gagal menentang kejahatan terhadap etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine. Rohingya di kepemimpinan Suu Kyi, menurut Amnesty, masih tinggal dalam sistem segregatif dan diskriminatif, setara dengan politik apartheid di Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
“Hari ini kami sangat kecewa menyampaikan bahwa Anda tidak lagi mewakili simbol harapan, keberanian, dan pembela hak asasi manusia. Amnesty International tidak mempunyai alasan untuk tetap mempertahankan status Anda sebagai penerima penghargaan Ambassador of Conscience. Oleh karena itu, dengan sangat sedih kami menariknya dari Anda,” ujar Naidoo dalam surat kepada Suu Kyi.
Laporan PBB menyebutkan, sejak tahun lalu ada sekitar 10 ribu warga Rohingya dibantai militer Myanmar. Wanita-wanita Rohingya diperkosa, anak-anak dibunuh tanpa ampun, dan rumah-rumah mereka dibakar. Sebanyak 720 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh. PBB menyebut, ini adalah genosida.
Perempuan dan anak-anak Rohingya mengungsi. (Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan dan anak-anak Rohingya mengungsi. (Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Amnesty mengatakan, Suu Kyi bukannya mencegah hal itu malah turut memprovokasi kekerasan dengan melabeli Rohingya sebagai teroris dan menuduh mereka membakar rumah sendiri serta memalsukan perkosaan.
ADVERTISEMENT
“Penyangkalannya terhadap kekejaman kepada etnis Rohingya menunjukkan bahwa kecil peluang memperbaiki kondisi kehidupan ratusan ribu Rohingya yang telah hidup terkatung-katung di Bangladesh dan ratusan ribu Rohingya lainnya yang masih tinggal di Rakhine. Tanpa memberikan pengakuan atas kejahatan yang keji tersebut maka akan sulit untuk berharap pemerintah Myanmar akan melindungi mereka dari kekejaman serupa di masa yang akan datang,” kata Naidoo.
Genosida terhadap Rohingya telah membuat citra Suu Kyi buruk di mata internasional. Sebelum Amnesty, telah banyak lembaga dunia yang mencabut penghargaan mereka terhadap Suu Kyi, di antaranya adalah penghargaan dari kota Oxford di Inggris.