Anak-anak Ghouta Sembunyi di Bungker, Berhari-hari Tidak Makan

26 Februari 2018 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Hamza Al-Ajweh)
zoom-in-whitePerbesar
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Hamza Al-Ajweh)
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang masih tidak mengerti apa sebabnya perang menjadi korban paling menderita. Seperti di Ghouta, anak-anak menanggung lapar dan diintai kematian akibat bombardir rezim Suriah Bashar al-Assad.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan lembaga Dokter Lintas Batas (MSF), per Sabtu (24/2), serangan Suriah ke Ghouta timur menewaskan sekitar 520 orang, lebih dari 100 di antaranya adalah anak-anak. Sedikitnya 2.000 orang terluka akibat bombardir atau tertimpa bangunan yang roboh.
Bangunan di Ghouta Timur sudah tinggal puing dan reruntuhan, kehancuran sejauh mata memandang. Kebanyakan serangan mengincar bangunan klinik dan rumah sakit. Sebanyak 13 fasilitas medis MSF hancur atau rusak dalam serangan udara Suriah.
Infografis  Ghouta Dibombardir (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Ghouta Dibombardir (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Dokter-dokter mulai kewalahan menangani para korban terluka yang terus mengalir bak air bah ke rumah sakit mereka. Sementara itu, bom-bom barel dan rudal terus menghantam, tidak membiarkan warga Ghouta tenang barang sebentar.
Lembaga relawan White Helmets yang bergerak di lapangan, mengatakan dalam empat hari pertama agresi ke Ghouta sejak Minggu (18/2) sedikitnya 350 orang tewas.
ADVERTISEMENT
"Mungkin lebih banyak. Kami tidak mampu menghitung korban yang syahid kemarin atau kemarin lusa karena jet tempur berseliweran di udara," kata Sijaf Mahmoud, juru bicara White Helmets kepada Reuters.
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Amer Almohibany)
zoom-in-whitePerbesar
Korban Pengeboman di Wilayah Ghouta (Foto: AFP PHOTO / Amer Almohibany)
Kebanyakan orang yang selamat berhasil luput dari serangan karena bersembunyi di dalam bungker-bungker bawah tanah. Kondisi mereka apa adanya, tanpa listrik dan minim makanan. Dalam hal ini, anak-anak kembali jadi korban.
"Ini malapetaka, anak-anak tidak makan selama dua hari berturut-turut. Dewan kota tidak bisa menyediakan makanan bagi anak-anak. Orang dewasa mungkin bisa bertahan, tapi anak-anak tidak bisa," kata seorang warga kepada Reuters.
"Ada banyak bayi di bawah usia enam bulan yang kekurangan susu formula, yang ibunya tidak punya ASI lagi untuk menyusui mereka. Secara umum, ada banyak anak usia enam bulan hingga lima tahun yang tidak makan apa-apa," kata dia lagi.
ADVERTISEMENT
Serangan dilaporkan masih terus terjadi kendati pada Sabtu lalu Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata di Ghouta. Terbaru bahkan, serangan rezim Bashar al-Assad dilaporkan menggunakan senjata kimia terlarang, membuat puluhan anak-anak megap-megap kehabisan napas.
Petugas Medis Suriah Merawat Bayi Korban Bom (Foto: AFP PHOTO / Hamza AL-Ajweh)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Medis Suriah Merawat Bayi Korban Bom (Foto: AFP PHOTO / Hamza AL-Ajweh)