news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Anak Bomber Rusun Wonocolo Sidoarjo Sering Diajak Ayahnya Berjihad

15 Mei 2018 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak bomber Rusunawa Wonocolo dengan Kapolri (Foto: Dok. Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bomber Rusunawa Wonocolo dengan Kapolri (Foto: Dok. Polri)
ADVERTISEMENT
Putra kedua bomber Rusunawa Wonocolo Sidoarjo, A (15), mengaku sering diajak ayahnya, Anton Ferdiantono (47), untuk berjihad. Namun, A selalu menolak permintaan itu.
ADVERTISEMENT
"A mengatakan bahwa ayahnya seringkali mengajaknya berjihad, namun sebanyak itu juga ia menolak dengan alasan tidak sesuai pemikirannya dan bertolak belakang dengan ajaran Islam," tulis Humas Mabes Polri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/5).
Hal itu diceritakan A langsung kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, saat Tito menjenguknya di RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (15/5). A dan kedua saudara kandungnya, F dan H, selamat setelah bom meledak di rusun yang ia tempati bersama lima anggota keluarganya.
Anak bomber Rusunawa Wonocolo dengan Kapolri (Foto: Dok. Polri)
zoom-in-whitePerbesar
Anak bomber Rusunawa Wonocolo dengan Kapolri (Foto: Dok. Polri)
Diduga, bom yang dirakit Anton dan istrinya, Puspita Sari (47), tidak sengaja meledak di lokasi itu. Putra sulung Anton, Halyah, ikut tewas dalam ledakan tersebut.
"Awalnya A tidak memahami bahwa yang dirakit oleh ayahnya itu adalah sebuah bom, hingga menyebabkan terjadinya ledakan di kamar yang ditinggalinya bersama," tulis Humas Mabes Polri.
ADVERTISEMENT
Kepada Tito, A juga mengaku ayahnya sering mendengarkan ceramah melalui internet. A juga membenarkan bahwa ayahnya merakit sendiri bom itu melalui panduan Youtube.
Situasi Rusunawa Wonocolo paska bom bunuh diri. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Situasi Rusunawa Wonocolo paska bom bunuh diri. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Ledakan ini menjadi bagian dari serangkaian bom yang terjadi di Surabaya dalam beberapa hari terakhir. Ledakan pertama terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan GPPS Arjuna pada Sabtu (12/5). Ledakan kedua, terjadi di Rusunawa Wonocolo pukul 21.30 WIB. Bom tak sengaja meledak saat dirakit.
Senin (14/5), bom kembali meledak di gerbang Polrestabes Surabaya pukul 08.50 WIB. Akibat rentetan bom tersebut, Polda Jawa Timur mencatat sebanyak 25 orang tewas (13 orang pelaku dan anak-anaknya yang dimanfaatkan membawa bom, 12 lainnya warga).