Anak Sopir Jak Lingko Jadi Prioritas Diterima di Sekolah Negeri DKI

13 Juni 2019 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi angkot Jak Lingko. Foto: Instagram/@regensilalahi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi angkot Jak Lingko. Foto: Instagram/@regensilalahi
ADVERTISEMENT
Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) sudah mulai dibuka di DKI Jakarta. Kepala Dinas Pendidikan DKI, Ratiyono, menjelaskan di tahun pelajaran 2019/2020 ini Pemprov DKI menaruh perhatian kepada calon peserta didik yang orang tuanya buruh pemegang Kartu Pekerja dan sopir angkutan yang tergabung dalam Jak Lingko.
ADVERTISEMENT
“Atensi pemerintah terhadap anak-anak pengemudi Jak Lingko dan anak buruh. Ini diberikan kesempatan prioritas agar diterima di sekolah negeri supaya pelayanan kita terhadap mereka lebih baik dan orang tuanya bisa tenang karena anaknya sudah diterima di sekolah,” kata Ratiyono saat dihubungi, Kamis, (13/6).
“Anaknya sudah tenang, orang tuanya juga sudah tenang karena (anaknya) mendapat sekolah,” tambahnya.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Ratiyono saat diwawancara. Foto: Moh Fajri/kumparan
Dinas Pendidikan sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Ketenagakerjaan DKI Jakarta untuk menghimpun database sopir Jak Lingko dan buruh pemegang Kartu Pekerja. Saat datang ke sekolah yang diinginkan, anak-anak mereka tinggal membawa identitas lengkap.
"Waktu daftar identitas dibawa lengkap untuk verifikasi," tutur dia.
Selain diprioritaskan masuk ke sekolah, anak buruh dan sopir Jak Lingko diutamakan mendapatkan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ia berharap langkah yang diambil Pemprov DKI bisa bermanfaat untuk peserta didik khususnya anak sopir Jak Lingko.
ADVERTISEMENT
“Nanti mereka akan diprioritaskan dapat KJP kategori perlu bantu. SD lanjut ke SMP, lanjut ke SMA syukur-syukur nanti diterima di universitas nanti ada KJMU. Jadi anak sopir, buruh, boleh sekolah sampai universitas. Jadi supaya kalau anak pengemudi Jak Lingko anaknya bisa jadi pilot,” ujar Ratiyono.
Mekanisme penggunaan kartu pekerja. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
PPDB dibuka sampai 12 Juli 2019. Sebelumnya, Ratiyono mengatakan tidak ada sekolah favorit di Jakarta. Warga bisa leluasa memilih sekolah mana yang akan dituju sesuai dengan aturan yang ada.
“Yang menilai sekolah itu favorit adalah masyarakat. Kalau di dinas tidak ada yang ini favorit, yang ini tidak. Kalau dari dinas semua sekolah harus favorit. Tapi pada kenyataannya masyarakat menilai sebuah SMA tertentu itu favorit,” kata Ratiyono saat dihubungi, Selasa (9/6).
ADVERTISEMENT
“Sehingga yang berminat ke situ yang NEM-nya bagus-bagus. Artinya bersaing dengan yang bagus, bertemulah yang bagus-bagus. Itu masyarakat yang menilai dan akhirnya sekolah itu seolah-olah menjadi sekolah favorit,” tambahnya.