Analisis BPPTKG soal Erupsi Merapi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari keterangan tertulis BPPTKG, letusan merapi yang terjadi pada dini hari tadi berlangsung selama 4 menit dengan tinggi asap letusan mencapai 6000 meter. Suara gemuruh terdengar dari semua pos pengamatan.
"Berdasarkan pemantauan tingkat aktivitas Merapi masih pada level waspada," jelas Kepala BPPTKG Hanik Humaida.
Pada saat kejadian, visual CCTV pemantauan suhu kawah sempat terhalang oleh kabut tebal. Namun menurut laporan petugas pemantau dan BPBD Kabupaten Magelang, letusan menghasilkan hujan abu dan pasir yang menuju ke arah barat. Di antaranya wilayah Tegalrandu, Ngadipiro, Muntilan, hingga Kalibening.
Lebih lanjut, tercatat pada Kamis sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB yakni letusan terjadi satu kali, guguran terjadi 1 kali selama 9 detik, hembusan sebanyak 1 kali selama 16 detik, dan 1 kali multiphase dengan durasi 11 detik.
ADVERTISEMENT
BPPTKG juga mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas di sekitar merapi dalam radius 3 kilometer.
"Masyarakat diharapkan menggunakan masker, dan selalu tingkatkan kesiapsiagaan dari dampak bahaya abu vulkanik," tutup dia.
Sebelumnya Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitternya melaporkan bahwa sejumlah daerah di Magelang, Jawa Tengah, dilanda hujan abu dan pasir akibat erupsi Merapi.
"Angin dominan ke arah Barat saat erupsi Gunung Merapi pada 24/5/2018, 02.56 WIB. Hujan abu dan pasir jatuh di Magelang," cuit dia.
Saat erupsi dini hari tadi, sempat tedengar suara gemuruh dari Puncak Gunung Merapi di seluruh Pos Pengamatan Gunung Merapi. Selain itu, di Pos Pengamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah sempat terlihat kepulan asap dan pijaran api dari puncak Gunung Merapi.
ADVERTISEMENT