Analisis Gempa Alaska 7,0 Magnitudo

1 Desember 2018 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gempa bumi di Alaska. (Foto: REUTERS )
zoom-in-whitePerbesar
Gempa bumi di Alaska. (Foto: REUTERS )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa 7,0 mengguncang Anchorage, Alaska, AS. Gempa kuat ini terjadi dini hari tadi pukul 00.29 WIB, Minggu (1/12).
ADVERTISEMENT
Episenter gempa terletak pada koordinat 61.340 Lintang Utara dan 149.937 Bujur barat tepatnya di pesisir pantai 13 kilometer arah utara Kota Anchorage, Alaska, pada kedalaman hiposenter 40.9 kilometer.
Menurut Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, hasil analisis menunjukkan bahwa gempa ini dipicu oleh deformasi batuan dengan penyesaran turun (normal fault).
"Ditinjau lokasi episenter, kedalaman hiposenter, mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas penunjaman lempeng di zona Aleutian-Alaska Megathrust," jelas Daryono.
Daryono melanjutkan, merujuk plot hiposenter gempa-gempa Alaska tampak bahwa kedalaman hiposenter gempa yang terjadi tepat di jalur penunjaman Lempeng Pasifik ke bawah Lempeng Amerika Utara.
"Dampak gempa berdasarkan peta estimasi tingkat guncangan tampak bahwa di zona episenter mengalami guncangan kuat mencapai skala intensitas VII hingga VIII MMI," beber dia.
ADVERTISEMENT
Guncangan dengan skala intensitas sebesar ini sangat berpotensi memicu terjadinya kerusakan bangunan.
"Dan ternyata benar menurut laporan terkini gempa yang terjadi sudah menimbulkan kerusakan beberapa bangunan rumah dan banyak tanah terbelah (ground failure) yang merusak jalur transportasi darat," beber dia.
"Gempa Alaska M=7,0 ini sempat membuat lembaga peringatan dini tsunami setempat untuk mengeluarkan peringatan dini tsunami yang tidak lama kemudian diakhiri, karena gempa ini memang tidak membangkitkan tsunami," tutup Daryono.
Gempa bumi di Alaska. (Foto: Nathaniel Wilder/REUTERS )
zoom-in-whitePerbesar
Gempa bumi di Alaska. (Foto: Nathaniel Wilder/REUTERS )