Ancaman Teroris Menurun, Pistol Polisi Selandia Baru Dilucuti Lagi

17 April 2019 11:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang polisi Selandia baru yang berjaga selama doa bersama dan peringatan nasional penembakan masjid Christchurch di Hagley Park, Christchurch, Selandia Baru, Jumat, (29/3). Foto: REUTERS / Jorge Silva
zoom-in-whitePerbesar
Seorang polisi Selandia baru yang berjaga selama doa bersama dan peringatan nasional penembakan masjid Christchurch di Hagley Park, Christchurch, Selandia Baru, Jumat, (29/3). Foto: REUTERS / Jorge Silva
ADVERTISEMENT
Selandia Baru menurunkan tingkat ancaman serangan teroris, selang sebulan setelah penembakan masjid di Christchurch yang menewaskan 50 orang. Langkah terbaru ini membuat senjata api polisi Selandia Baru kembali dilucuti.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, Rabu (17/4), polisi dan badan keamanan lainnya menurunkan tingkat ancaman teror dari tinggi ke menengah. Di tingkat ini, ancaman teroris "mungkin terjadi" tapi tidak "sangat mungkin".
Tingkat ancaman ini masih lebih tinggi ketimbang sebelum penembakan 15 Maret, yaitu "rendah". Menurut Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, saat ini tidak ada ancaman spesifik, namun ancaman tingkat menengah menggambarkan situasi yang ada saat ini.
Seorang polisi bersenjata berjaga di luar Pengadilan Distrik dan Kantor Polisi Christchurch, Selandia Baru. Foto: AFP/Michael Bradley
Sejak lama, Selandia Baru adalah satu dari sedikit negara yang polisinya tidak membawa pistol. Namun sejak penembakan teroris supremasi kulit putih di Christchurch, tingkat ancaman teror meningkat dan polisi dipersenjatai.
Kehadiran mereka di tengah masyarakat mengejutkan, pasalnya polisi Selandia Baru jarang terlibat bawa senjata.
"Memang tidak pernah ada niat untuk menjadikan polisi membawa senjata dilanjutkan terus," kata Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Bush.
ADVERTISEMENT