Andi Arief soal Jabat Tangan SBY-Megawati: Rajut Hubungan Politik Baru

3 Juni 2019 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pemakaman ibu negara Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pemakaman ibu negara Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Kehadiran Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri di pemakaman istri Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ani Yudhoyono, membawa angin segar bagi hubungan politik PDIP dan Demokrat yang kerap berseberangan. Politikus Demokrat Andi Arief menyebut, pertemuan itu merupakan kehendak sejarah untuk merajut kembali hubungan baru dalam politik.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kan 2019 sudah set up, semua di-set up baru, sehingga oposisi dengan yang berkuasa bisa jadi satu. Yang dulunya mungkin saja berkuasa, bisa jadi oposisi. Sekarang sedang di-set up ulang," kata Andi Arief di Puri Cikeas, Bogor, Senin (3/6).
"Menurut saya, sudah kehendak sejarah pertemuan kembali untuk merajut kembali hubungan baru dalam politik," imbuhnya.
Andi menyebut, sosok Megawati yang keras dan teguh pada prinsip, tetap mau datang, bersalaman, dan membuka hubungan dengan rival politiknya. Hal itu, menjadi contoh hubungan politik yang baik bagi para generasi penerus.
Wasekjen Demokrat Andi Arief di kediaman SBY, Mega Kuningan Foto: Ricad Saka/kumparan
"Ada setitik sinar di Kalibata yang bagus buat bangsa, buat semua. Kita harap para elite politik ini mempertontonkan hal baik buat generasi pengganti," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurutnya, para elite politik seperti SBY, Megawati, dan Presiden ke-3 BJ Habibie, saat ini sudah memasuki fase senja. Sehingga, sudah seharusnya mereka mulai menunjukkan sikap politik yang mendamaikan suasana.
"Karena Pak SBY, Bu Mega, Pak Habibie, tokoh-tokoh tua di partai lain, bisa dikatakan dalam usia sunset. Dalam artian, karena usia, sehingga dalam politik mereka pelan-pelan berkurang. Ini contoh bagi generasi muda," pungkasnya.