Anggota DPR Aceh Dipukuli saat Lerai Demo yang Berakhir Ricuh

16 Agustus 2019 0:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Azhari Cage. Foto: Zuhri Noviandi
zoom-in-whitePerbesar
Ketua komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Azhari Cage. Foto: Zuhri Noviandi
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Azhari Cage diduga dipukuli oknum polisi. Dia terkena pukulan saat hendak ikut melerai kerusuhan unjuk rasa mahasiswa yang menginginkan bendera bulan bintang berkibar di tiang bendera gedung DPR Aceh.
ADVERTISEMENT
Unjuk rasa yang digelar mahasiswa UIN Ar-Raniy yang bertepatan dengan peringatan 14 tahun Aceh damai berakhir ricuh. Sebelum kejadian itu, Azhari yang juga anggota fraksi Partai Aceh diminta untuk menerima dan menampung aspirasi mahasiswa.
Demo yang berlangsung pada 11.00 WIB, awalnya berlangsung dengan aman dan baik. Mahasiswa dan anggota dewan bahkan sempat melaksanakan salat Zuhur berjemaah.
Azhari Cage menceritakan, kronologi pemukulan terhadap dirinya bermula ketika pimpinan DPRA memerintahkannya menerima mahasiswa yang sedang berdemo dalam rangka 14 tahun perdamaian Aceh. Kata Azhari, pihaknya menerima mahasiswa sekitar pukul 11.00 WIB di halaman gedung DPRA bersama dengan rekannya Bukhari Ilyas.
Ketua komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Azhari Cage. Foto: Zuhri Noviandi
Setelah mahasiswa menyampaikan aspirasinya, Azhari memberikan tanggapan dan penjelasan terkait permasalahan pengibaran bendera bulan bintang di Aceh.
ADVERTISEMENT
“Ini belum bisa dinaikkan karena memang belum ada keputusan politik. Tetapi mereka memaksa untuk menaikkan bendera tersebut,” katanya.
Azan zuhur tiba, lalu Azhari mengajak mahasiswa untuk melaksanakan ibadah salat Zuhur berjamaah di Musala DPR Aceh. Setelah salat berjemaah, mahasiswa kembali menyampaikan orasi.
Pada saat itu, aksi mulai sedikit panas, mereka tetap ingin menaikkan bendera dan tidak mau mendengarkan penjelasan apapun yang telah disampaikan. Untuk meredam situasi itu, Azhari kemudian mengambil inisiatif mengajak mahasiswa untuk bertemu dengan Ketua DPRA Aceh, Sulaiman.
Pada saat audiensi yang berlangsung di ruang rapat Ketua DPR Aceh, Azhari menjelaskan kembali tentang kronologi perjalanan bendera tersebut.
“Mahasiswa ternyata tidak puas dengan jawaban yang diberikan sehingga turun kembali dan berkumpul di halaman gedung,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Azhari lalu kembali ke ruang kerjanya di Komisi I untuk makan. Sekitar 16.30 WIB, Azhari kembali turun dan duduk di teras gedung. Pada saat itu dia melihat keributan terjadi, mahasiswa dikejar-kejar dan dipukuli sehingga dirinya berjalan ke arah halaman.
“Saya langsung berinisiatif mengatakan jangan dipukul, jangan dipukul. Saya melarang atau melerai kepada polisi agar adik-adik mahasiswa tersebut jangan dipukul. Kalau memang mereka bersalah silahkan diambil dan diproses sesuai dengan SOP berlaku,” ungkapnya.
Namun di tengah, Azhari meminta agar mahasiswa tidak dipukul dan menuju jalan arah mahasiswa. Sekelompok pria mengenakan kaus dan seragam polisi ikut menyergap dan memukulinya.
“Dipukul oleh mereka yang jumlahnya sekitar 10 orang. Saya disergap dipukuli oleh polisi seperti yang terlihat di video sampai jas saya sobek,” katanya.
ADVERTISEMENT
Azhari yang merasa sedang menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat heran. Pasalnya, dia merasa anggota DPRD yang dilindungi undang-undang malah mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
“Tetapi polisi melakukan pelecehan terhadap saya sebagai Ketua Komisi I yang ditugaskan pimpinan untuk menerima mahasiswa. Sama dengan ini melakukan pelecehan terhadap DPR Aceh secara kelembagaan,” tuturnya.
“Saya sangat menyayangkan sikap arogansi kepolisian yang tidak berdasarkan SOP. Saya mengecam sikap polisi yang melecehkan lembaga DPRA.” sambungnya.
Surat laporan Ketua komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Azhari Cage. Foto: Zuhri Noviandi
Azhari kemudian duduk bersama dengan pimpinan beserta seluruh unsur pimpinan fraksi. Secara lembaga mengambil kesimpulan untuk membawa ke ranah hukum.
“Maka saya telah melakukan pelaporan ke Mapolda Aceh dan tadi dilanjutkan dengan visum. Kami meminta kepada Kapolda untuk memproses masalah tersebut. Jika tidak, akan melaporkan ke Kapolri dan Kompolnas tentang standar SOP kepolisian dalam hal penanganan demi,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Atas pemukulan itu, Azhari mengaku dirinya kini merasakan kesakitan di bagian rusuk, serta memang di bahu kanan dan kepala