Anggota Parlemen Uganda Baku Hantam, Kursi Melayang

27 September 2017 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribut di Parlemen Uganda (Foto: Reuters/James Akena)
zoom-in-whitePerbesar
Ribut di Parlemen Uganda (Foto: Reuters/James Akena)
ADVERTISEMENT
Baku hantam dan lemparan kursi terjadi dalam pertemuan anggota parlemen di Uganda. Pertikaian pecah setelah wakil rakyat di negara Afrika tersebut berdebat mengenai perpanjangan masa jabatan Presiden Yoweri Museveni.
ADVERTISEMENT
Penambahan masa jabatan Museveni mendapat penolakan dari banyak pihak. Termasuk di antaranya, aktivis HAM, kelompok oposisi, pemimpin agama dan sejumlah orang dari partai di mana Museveni bernaung.
Bukan tanpa alasan protes dilayangkan. Pria tersebut telah berkuasa di Uganda selama lebih tiga dekade.
Televisi lokal Uganda dalam siarannya memperlihatkan anggota parlemen pendukung pemerintah dan oposisi mulai bertikai saat ketua Parlemen menyetujui proses penghapusan batasan usia bagi Presiden.
Jika batasan umur benar-benar ditiadakan maka langkah Museveni ke kursi kepresidenan semakin mulus.
Ribut di Parlemen Uganda (Foto: Reuters/James Akena)
zoom-in-whitePerbesar
Ribut di Parlemen Uganda (Foto: Reuters/James Akena)
"Mohon kembali duduk dan biarkan kita bicara dengan kata-kata bukan menggunakan pukulan," ucap Ketua Parlemen Rebecca Kadaga seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/9/2017).
Demi menenangkan para anggota parlemen yang bertikai, Kadaga sempat mengalihkan perdebatan ke topik lain. Cara tersebut sukses. Saat pembahasan di luar soal masa jabatan Presiden dirundingkan, suasana kembali tenang.
ADVERTISEMENT
Namun, kondisi kembali memanas menjelang akhir rapat selama enam jam itu. Ketika kesimpulan pertemuan dibacakan, kelompok oposisi mencoba mengganggu dengan menyanyikan lagu kebangsaan Uganda tanpa henti.
Mereka bahkan berkerumun ke dekat podium pimpinan parlemen. Sembari memakai pita merah sejumlah bangku dibanting sampai menimbulkan bunyi dentuman kencang.
Seruan untuk kembali tenang yang diteriakkan Kadaga, kali ini gagal total. Terpaksa, rapat kali ini putusannya harus ditunda sementara waktu.
Ribut di Parlemen Uganda (Foto: Reuters/James Akena)
zoom-in-whitePerbesar
Ribut di Parlemen Uganda (Foto: Reuters/James Akena)
Di bawah Undang-Undang saat ini, Presiden Uganda tidak boleh berusia di atas 75 tahun. Presiden Museveni kini berumur 73 tahun.
Sebelum kericuhan pecah di Parlemen, Kepolisian Uganda melepaskan gas air mata demi membubarkan masa pendukung kelompok oposisi. Demo besar berlangsung di ibu kota Kampala.
ADVERTISEMENT
"Beberapa mahasiswa dan pemuda mencoba menyulut kericuhan dan menjarah toko, kami mencoba mendekati mereka dengan gas air mata," sebut Juru Bicara Kepolisian Uganda Emirian Kayima.
Selain di Kampala, protes juga terjadi di beberapa tempat di Uganda. Tuntutan para demonstran sama yaitu menolak Museveni kembali jadi Presiden.
Demi mencegah kericuhan lebih besar lagi sejak pekan lalu, kepolisian telah memperketat penjagaan gedung parlemen dan beberapa tempat strategis di Kampala.
Museveni sebenarnya sempat menuai pujian atas kepemimpinannya. Ia dinilai sukses menstabilkan kondisi Uganda dan menarik investasi asing.
Tetapi, beberapa tahun belakangan Museveni menuai hujan kritik akibat pelanggaran HAM, korupsi dan buruknya pelayanan publik.