news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Anggota TNI Korban Pengeroyokan Pendukung Capres di DIY Lapor Polisi

8 April 2019 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Serka Setia Budi Haryanto anggota Korem 072 Pamungkas telah melapor ke polisi atas tindak pengeroyokan yang diterimanya. Pengeroyokan tersebut dilakukan oleh massa pendukung capres saat melintas di depan rumah Serka Setia di Desa Bantar Kulon, Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, pada Minggu (7/4).
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto mengaku sudah menerima laporan Serka Setia. "Sudah (Melapor)," ujarnya singkat kepada kumparan via WhatsApp, Senin (8/4).
Sementara untuk korban satu lagi, yaitu anggota atas Panwaslu Desa Sentolo bernama Janarta diketahui belum melapor. “(Anggota Panwaslu) belum,” kata Yuliyanto. Janarta juga menjadi korban pengeroyokan massa.
Ilustrasi Pengeroyokan Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
Sebelumnya dilaporkan, Korem 072 Pamungkas akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut pengeroyokan anggota TNI Serka Setia. “Untuk itu sudah koordinasi dengan kepolisian untuk mengusut kejadian tersebut,” kata Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 072 Pamungkas, Mayor Mespan.
Serka Setia yang diketahui sedang tidak bertugas dikeroyok di rumahnya sendiri di Desa Bantar Kulon, Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. Akibatnya, dia harus menerima 7 jahitan di kepala akibat luka benda tumpul.
ADVERTISEMENT
Dari informasi yang berhasil dihimpun kumparan, Serka Setia yang sebelumnya dikeroyok massa sedang mengambil gambar dari pinggir rumah ketika massa pulang dari kampanye. Dia mengambil gambar ketika tampak keributan dalam rombongan massa itu.
Setelah itu tiba-tiba korban diserang oleh rombongan massa. Serka Setia sebenarnya sudah sempat memperkenalkan identitasnya namun dirinya yang saat itu tengah bersama anggota Panwaslu bernama Janarta tetap diserang massa dengan benda tumpul.