Angka Kecelakaan di Surabaya Masih Tinggi, Didominasi Pemotor

26 Maret 2018 21:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecelakaan lalu lintas (ilustrasi) (Foto: Thinkstock/Berezko)
zoom-in-whitePerbesar
Kecelakaan lalu lintas (ilustrasi) (Foto: Thinkstock/Berezko)
ADVERTISEMENT
Angka kecelakaan lalu lintas di Kota Pahlawan Surabaya masih menjadi yang tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Kendaraan roda dua masih mendominasi kasus kecelakaan bahkan hingga menyebabkan maut.
ADVERTISEMENT
Sesuai laporan Operasi Keselamatan Semeru 2018 yang telah berlangsung selama 21 hari, menempatkan Surabaya di posisi ketiga untuk urusan kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur. Surabaya berada di bawah Jember dan Banyuwangi. Hal ini tentu menjadi peringatan bagi para pengendara kendaraan bermotor untuk lebih meningkatkan kewaspadaan saat berlalu-lintas.
Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Eva Guna Pandia mengatakan, ada penurunan kasus kecelakaan meskipun angka peringkat kecelakaan masih menjadi tiga besar. Dia berharap hasil annev operasi Semeru tersebut bisa menjadi pembelajaran seluruh pihak.
"Mudah-mudahan semakin sadar tertib berlalu-lintas dan berhati-hati saat berkendara," ujar Pandia kepada kumparan (kumparan.com), Senin (26/3) sore.
Pandia mengatakan, selama 2017, dalam operasi Semeru, terjadi sebanyak 63 kasus kecelakaan. Sedangkan 2018 ini, tercatat ada 58 kecelakaan lalu lintas.
ADVERTISEMENT
"Jadi sebenarnya ada penurunan 7,9 kasus. Tapi memang di sini korban meninggal dunia ada peningkatan," ungkap Pandia.
Terkait korban jiwa kecelakaan, di 2017, Eva mengatakan ada 3 korban jiwa akibat laka lantas. Sedangkan tahun 2018 ada 9 korban meninggal. Korban luka berat turun dari 11 menjadi 5, korban luka ringan turun dari 70 menjadi 57.
Sementara itu, ruas Jalan Ahmad Yani Surabaya menjadi salah satu titik paling rawan kecelakaan. Tak heran, melihat kondisi jalan protokol ini yang panjang dan dimensi yang semakin lebar dengan pelebaran frontage road. Hal ini kerap membuat pengguna jalan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.
"Sering pula pengendara berjalan zig zag sehingga terjadi kecelakaan. Makanya kami mulai terapkan kanalisasi di Frontage Road sisi Barat Jalan A. Yani pada pengendara roda dua," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pandia juga mengungkapkan beberapa faktor yang menjadi biang kecelakaan. Faktor kondisi mengantuk dan kelelahan masih tertinggi. Kemudian disusul faktor salah mendahului, berbelok, serta pindah jalur.
Untuk korban laka lantas ternyata didominasi kalangan karyawan (negeri ataupun swasta). Selanjutnya, mahasiswa atau pelajar ada 11 sebelas kejadian.
"Kalau pelanggaran 2017 itu 1.769. Tahun ini tilang kita 5.830 artinya naik. Tegurannya dari 22.978 naik menjadi 23.430," ungkap Pandia.
Sedangkan terkait jenis kendaraan bermotor yang terlibat laka lantas di Surabaya, roda dua atau sepeda motor tetap mendominasi. Eva menyebut pada tahun 2017 ada 87 laka sepeda motor sementara 2018 ada 71 kejadian.
"Memang ada penurunan. Kalau mobil penumpang dari 11 naik menjadi 25. Bus nihil, mobil barang naik dari 6 menjadi 11, yang terlibat," imbuhnya.
ADVERTISEMENT