Anies: 49% Penduduk DKI Jakarta Ngontrak

5 September 2018 19:06 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Bundaran HI, Kamis (16/8/18). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Bundaran HI, Kamis (16/8/18). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara mengenai ketimpangan di Jakarta saat menghadiri rapat Koordinasi Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). Anies menganggap salah satu penyebab ketimpangan karena masyarakat tidak mempunyai rumah.
ADVERTISEMENT
“Ketimpangan kita dahsyat di Jakarta. Dan salah satu penyebab ketimpangan adalah tidak punya rumah. Ini kita semua mengalami begitu. Punya rumah maka kesejahteraan kita, aset kita naik terus bukan,” kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Selatan, Jakarta, Rabu, (5/9).
Anies mengungkapkan sekitar 49 persen penduduk di Jakarta mengontrak rumah. Menurut Anies, hal itu berbeda dengan di kota metropolitan lain yang warganya memilih ngontrak karena sebuah pekerjaan.
“Hidup di kota ini harus ada tempat tinggal. 49 persen penduduk DKI ngontrak, minjam tempat. Oh iya, kota-kota besar lain, megapolitan lain juga begitu. Metropolitan tapi mereka meminjam by choice karena mayoritas pekerjaan dan lain-lain lalu memilih untuk mengontrak,” ujar Anies.
Anies mengatakan dengan mempunyai rumah maka kesejahteraan akan ikut meningkat. Apalagi, kata Anies, harga tanah selalu naik. Sehingga Anies terus mendorong agar warga Jakarta mempunyai rumah.
Taman bermain RPTRA menjadi tempat favorit bagi anak-anak penghuni rusunawa. Mereka tampak asik bermain sambil sesekali bercengkrama dan bercanda.  (Foto: Viry Alifiyadi )
zoom-in-whitePerbesar
Taman bermain RPTRA menjadi tempat favorit bagi anak-anak penghuni rusunawa. Mereka tampak asik bermain sambil sesekali bercengkrama dan bercanda. (Foto: Viry Alifiyadi )
ADVERTISEMENT
“Tidak usah berbuat apa-apa, nilainya naik terus. Kalau kita tidak punya akses pada kepemilikan rumah, karena itu mengapa kita ngotot DP nol rupiah, ngotot orang memiliki rumah? Supaya dia terbawa di dalam eskalator sosial ekonomi lewat nilai tanah dan bangunan, ini dasarnya,” terang Anies.
Lebih lanjut Anies menegaskan selain rumah masih ada berbagai permasalahan lainnya seperti pengelolaan air dan pendidikan. Anies mengakui segala permasalahan tersebut belum tentu bisa diselesaikan dalam jangka waktu 5 tahun.
“Nah kami di Jakarta sekarang mau mikirin ini. Saya tidak ingin di ujung nanti tidak punya langkah-langkah strategis membereskan, selesai 5 tahun. Tidak mungkin lah selesai 5 tahun. Tapi langkah awal ke sana disiapkan,” tutur Anies.
ADVERTISEMENT